Sosok yang tak pernah putus asa. Menabung sejak 13 tahun, dan mendaftar sejak 2012. Dan akhirnya bisa berangkat tahun ini.
Esai
Khatam Alquran di Madinah
“Saya cukup merasakan getaran hati akan kerinduan ini. Menyambungkan shalawat jalan terbaik. Sambil menyaksikan jika makam itu hanya berjarak beberapa meter di depan kita”.
Masjid Pertama Dibangun Rasulullah
“Kalian ambil batu yang lain saja, agar pembangunan ini cepat selesai.” Subhanallah.
Pertama Kali Melihat Kubah Hijau
“Wahai Rasulullah… saya sudah disini. Sepanjang hidup saya membaca shalawat dan itu hanya untukmu.”
Ini Nyata, Saya Sampai di Tanah Suci
“Alhamdulillah.”
Labbaik Allahumma Labbaik
“Ya Allah, aku datang. Hanya Engkau yang aku serahkan harap ini. Lancar dan mudahkan.”
Duh, Kangen Kanjeng Nabi
“Wahai Rasulullah, angkat tanganmu berdoalah. Dan aku akan mengangkat gunung Taif ini untuk membinasakan penduduk itu.”
Ini Tentang Rindu Tanah Suci
Saya jadi teringat ayah saya almarhum. Saat itu, beliau sudah kesana-kemari mengajar tentang manasik haji-umroh. Buku manasik yang selalu dibawa dalam tas mengajarnya sudah lusuh. Ayah memang seorang guru dan pendakwah agama.
Haji Sekali, Maka Harus Mabrur
“Makin jauh saja ya saya bisa ke ‘sana,” kata temen saya pekerja biasa yang pingin bisa haji tapi belum mendaftar. “Tapi, Allah Maha Kaya,” katanya menghibur diri.