Esai

Folder untuk Wisata dan UMKM: Potensi Baru PAD Kota Bekasi

Salah satu folder di Kota Bekasi yang belum selesai total pembangunannya. (Photo: Ilustrasi)

Pemerintah Kota Bekasi terus bergerak mengejar pembangunan fisik. Berbagai infrastruktur dirancang mulai dari penataan ruang hingga pembangunan folder air yang dipersiapkan di setiap kecamatan sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir. Namun di balik geliat pembangunan tersebut, ada satu pekerjaan besar yang belum sepenuhnya terjawab: memastikan pembangunan yang benar-benar menghadirkan manfaat ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Bekasi dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa, tetapi pertanyaannya: sudahkah pelaku UMKM merasakan manfaat dari label tersebut? Data DPMPTSP Kota Bekasi menunjukkan kota ini memiliki 320.000 UMKM, dengan 9.674 UMKM binaan aktif, serta 313 kerja sama antara UMKM dan usaha besar. Potensi ini sangat besar, tetapi tidak semuanya terserap dalam ekosistem pembangunan. Tanpa ruang tampil yang memadai, UMKM hanya akan menjadi angka dalam laporan tahunan.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Di titik inilah Kota Bekasi membutuhkan paradigma baru yang lebih inklusif dan manusiawi.

Folder yang Belum Termanfaatkan secara Optimal

Folder air merupakan infrastruktur strategis untuk mitigasi banjir. Namun setelah dibangun, banyak folder tidak diikuti dengan pengelolaan yang menjadikannya ruang publik yang hidup. Beberapa titik folder menjadi gelap pada malam hari, minim aktivitas, dan bahkan dikhawatirkan warga karena rawan digunakan untuk aktivitas muda-mudi yang berpotensi menyimpang.

Situasi ini bukan sekadar soal pengawasan, melainkan karena folder berhenti sebagai proyek konstruksi satu OPD tanpa sentuhan kolaboratif lintas sektor. Padahal folder memiliki potensi menjadi ruang ekologi, sosial, dan ekonomi jika dikelola dengan visi yang lebih luas.

Folder Sebagai Ruang Wisata, Olahraga, dan Ekonomi UMKM

Bekasi sering dikeluhkan minim wisata. Namun sebenarnya Kota Bekasi memiliki modal besar berupa folder air yang bisa diubah menjadi ruang publik multifungsi. Dengan penataan terpadu, folder dapat menjadi ruang wisata murah, ruang olahraga, tempat interaksi sosial, dan pusat ekonomi UMKM.

Folder dapat ditata dengan menambah penerangan yang memadai, membangun jogging track yang mengelilingi kawasan sebagai ruang olahraga warga, menyediakan area senam dan fitness outdoor, serta ruang komunitas. Selain itu, kawasan kuliner dan sentra UMKM dapat dihadirkan sehingga produk lokal Kota Bekasi memiliki panggung untuk dipasarkan.

Gazebo, taman keluarga, area duduk publik, hingga ruang seni kecil akan menjadikan folder hidup sepanjang hari. Aktivitas sosial yang berlangsung terus-menerus membuat kawasan aman, terang, dan jauh dari potensi penyalahgunaan.

Keberadaan ruang UMKM di folder harus dijalankan secara adil, transparan, dan tidak boleh menjadi bisnis monopoli satu golongan, agar pembangunan benar-benar dinikmati oleh seluruh masyarakat. UMKM kecil, UMKM baru, hingga UMKM binaan harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk tampil, bukan hanya pihak-pihak tertentu yang memiliki kedekatan atau akses khusus. Folder harus menjadi ruang ekonomi rakyat banyak, bukan ruang eksklusif bagi kelompok tertentu.

Jika konsep ini dijalankan, folder tidak hanya memberikan manfaat sosial, tetapi juga membuka peluang meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan parkir yang tertib, kerja sama event, dan penyewaan lapak yang tetap berbasis pembinaan, bukan komersialisasi berlebihan.

Namun semua ini hanya bisa berjalan melalui sinergi penuh antara DBMSDA, Disparbud, Dinas UMKM & Koperasi, Disperindag, dan Distaru serta OPD terkait lainnya. Folder bukan ruang satu dinas, melainkan ruang kolaborasi seluruh dinas yang berkepentingan pada ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.

UMKM Harus Menjadi Pusat Arah Pembangunan Kota

Dengan 320.000 UMKM, Kota Bekasi memiliki kekuatan ekonomi rakyat yang sangat besar. Namun tanpa ruang publik yang aktif, potensi tersebut tidak akan berubah menjadi hasil. Wisatawan atau tamu luar kota sering kesulitan menemukan oleh-oleh khas Bekasi bukan karena produk tidak ada, tetapi karena tidak ada pusat UMKM yang representatif.

Penataan folder yang layak mampu menjawab masalah ini. 9.674 UMKM binaan dapat memperoleh panggung nyata, sementara 313 kerja sama usaha dapat dikembangkan lebih luas melalui keterlibatan langsung dalam aktivitas wisata dan olahraga.

UMKM harus menjadi inti, bukan pelengkap pembangunan kota. Dan lebih penting lagi, pembangunan tidak boleh diarahkan untuk memperkaya sekelompok kecil, tetapi harus memberikan manfaat untuk semua pelaku UMKM.

Perlu Kajian, Bukan Keputusan Tergesa

Pemanfaatan folder sebagai ruang wisata, olahraga, dan UMKM memiliki banyak peluang, namun juga memiliki risiko. Karena itu, setiap langkah harus disusun melalui kajian detail: keamanan, ketertiban, dampak lingkungan, manajemen keramaian, hingga regulasi pemanfaatan UMKM agar tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu.

Semua risiko harus dianalisis, setiap potensi dampak harus dimitigasi, dan setiap binaan UMKM harus dipastikan mendapat ruang, bukan hanya yang “punya akses”.

Gagasan ini bukan untuk diterapkan terburu-buru, tetapi sebagai arah pemikiran agar pembangunan fisik tidak menjadi proyek semata, melainkan menjadi investasi sosial, ekonomi, dan budaya.

Kota Bekasi Bisa Melompat Lebih Jauh

Kota Bekasi tidak kekurangan pembangunan. Yang dibutuhkan adalah pemanfaatan yang lebih kreatif, berkeadilan, dan berorientasi manfaat. Folder adalah contoh konkret bagaimana infrastruktur dapat berubah menjadi ruang strategis bukan hanya untuk warga, tetapi juga bagi pertumbuhan UMKM, potensi PAD, dan kesejahteraan bersama.

Folder, wisata, olahraga, dan UMKM bukan konsep terpisah. Mereka adalah satu kesatuan gagasan masa depan Kota Bekasi yang lebih inklusif, lebih manusiawi, dan lebih sejahtera.

Kota Bekasi bisa melompat lebih jauh. Asal pembangunan tidak hanya berhenti di infrastruktur, tetapi menambah kesempatan. Tidak hanya menambah taman, tetapi menambah harapan. Tidak hanya memberi panggung besar bagi sedikit orang, tetapi membuka ruang bagi semua pelaku UMKM tanpa kecuali.

Esai

“Wahai Rasulullah, tanaman kita pada rusak, dan jalan-jalan (perekonomian) putus. Maka tolonglah kami, doakan agar hujan segera turun,” katanya.

Esai

“Terimakasih. Semoga kita bisa menjaga haji ini agar mabrur sepanjang hayat,” bisik kami.

Exit mobile version