Langkah Tegap Putra Walesi Menjejakkan Kaki di Perguruan Tinggi
Oleh : Dr. Sarmini, S.Pd.,MM.Pd (Direktur Pendidikan Sekolah Islam Nabilah, Batam/ Dosen Universitas Batam
Dosen Universitas Ibnu Sina Batam)
Suaranya tak keras seperti yang kita bayangkan. Bahkan terkesan lembut, ketika mengucapakan salam dan mengetuk pintu kantor penulis. Dan saya sudah hafal dengan suara mereka, Kelima anak-anak muda yang membuat saya terus mengagumi, ( jadi kebalik seperti apa yang mereka katakan yang selalu bilang mereka kagum pada saya ).
Kebahagiaan terpancar dari wajah meraka, karena hari Sabtu, tanggal 29 Agustus 2020, pukul 16.00 wib, adalah hari bersejarah bagi mereka. Karena saat itu Lembaga Zakat Masyarakat Muslim Freeport Indonesia yang berpusat di Timika, Papua membarikan beasiswa pendidikan lanjutan untuk anak-anak muda ini.
Sudahlah pasti ini menjadi sebuah harapan baru jambatan menuju cita-cita mereka menjadi The Future Leader untuk daerahnya, Walesi, Wamena. Dan seperti biasa saya selalu jatuh cinta dan terus akan jatuh cinta dengan semangat mereka, dan ibu gurunya, wanita muda yang bernama Anggi Fatimah Siregar., yang sore itu mendampingi Hasanah Asso, Khotijah Asso, Ero Yelipele, dan Marwah Yelipele, sedangkan, sebagai penerima beasiswa pendidikan lanjutan.
Setelah mereka pari purna belajar dari pendidikan Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Islam Nabilah, Batam, mereka melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan Tinggi.
Berbicara tentang pendidikan di Welesi, Wamena ini selalu menarik, oleh karena itu saya lebih sering komunikasi dan menggali segala yang terkait pendidikan dengan anak-anak muda asal Walesi ini.
Penerima beasiswa ada 3 anak, untuk sementara, yaitu : Hasanah Asso ( S1 Pendidikan Bahasa arab di IAI Abdullah said Batam ), Marwah Yelipele ( S1 Keperawatan STIKES Awal bross Batam ), Khotijah Asso ( S1 Gizi, STIKES Bunda Mitra Persada Batam ). Beasiswa tersebut mulai dari mereka kuliah hingga lulus. Keberadaan Beasiswa Lembaga Amil Zakat Masyarakat Muslim Freeport Indonesia yang berpusat di Timika, Papua ini amat sangat membantu lancarnya mereka mewujudkan cita-citanya.
Pembicaraan tentang Beasiswa ini sudah mulai tahun 2018, dan pasti semua membutuhkan proses, sambil menunggu anak-anak lulus dari jenjang SMA. Dukungan ini bukan tanpa syarat, karena pihak pemberi beasiswa tetap menginginkan IPK ( Indeks Prestasi Komulatif ) meraka harus di atas 3.00 dan syarat yang kedua adalah tidak boleh menikah hingga lulus pendidikan.
Lembaga Amal Zakat Yayasan Masyarakat Muslim Freeport ( LAZ YMM) Bp Jae selaku koordinator pelaksana & mediator bagi anak-anak Papua muslim yang akan diberi beasiswa menghubungi Ibu Anggi untuk proses beasiswa sesuai jurusan anak-anak tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayawijaya tahun 2019, Distrik Walesi, hanya ada 2 Sekolah Dasar , yaitu negeri dan swasta, dengan jumlah siswa 273, dan guru 26. Kepala Kampung menurut pendidikan terakhir di distrik Walesi, lulusan SD sebanyak 3 orang, lulusan SMP sebanyak 2 orang dan lulusan SMA sebanyak 1 orang.
Masih berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayawijaya tahun 2019 Kepala Kampung berada pada kelompok umur 40- 44 dan di atas umur 55 tahun. Sementara untuk sekretaris kampung sebagian besar berada pada kelompok umur 30-34 tahun. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh kepala kampung sebagian besar tamat SD. Sedangkan sekretaris kampung sebagian besar berpendidikan terakhir SMA. Ada satu kampung yang belum mempunyai kepala kampung pada tahun 2018 yaitu Kampung Apenas. Jadi sekretaris kampungnya sementara merangkap tugas sebagai kepala kampung.
SDM yang rendah di tingkat Kampung perlu menjadi perhatian yang serius oleh pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan Kepala Kampung dan Sekertaris Kampung merupakan pemimpin dan pengambil kebijakan bagi Kampungnya sehingga kemajuan suatu Kampung dapat didukung jika terdapat SDM yang memadai. Pada tahun 2014 berdasarkan data BPMD Kabupaten Jayawijaya maka terdapat 3 jenis bantuan yang diperoleh Distrik Walesi antara lain Alokasi Inpres Bantuan Pembangunan Kampung, alokasi dana respek dan PNPM Mandiri. Sedangkan pada tahun 2015 hanya mendapat bantuan alokasi prospek dan dana kampung
Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa untuk pendidikan sangatlah jarang putra daerah mempunyai pendidikan yang layak. Dengan adanya perjuangan putra-putra terbaik daerah Walesi ini kita sangat berharap aka nada lagi lembaga-lembaga, instansi dan bahkan Negara kita harapkan lebih memperhatiankan pendidikan meraka. Karena meraka adalah Agent Of Change yang akan menghantarkan daerahnya menjadi maju di kemudian hari. Mereka juga Human Asset karena putra daerah yang mempunyai kompetensi bagus dan pendidikan linier akan menjadi Sumber Daya Manusia yang dicari agar Walesi berkembang dan tumbuh seperti daerah-daerah lainnya di Indinesia.
Keberadaan putra asli Walesi di kota Batam yang telah menempuh pendidikan jenjang Perguruan Tinggi mulai Tahun ini merupakan prestasi yang patut kiita acungi jempol, yang akan memotivasi generasi muda Walesi lainnya mempersiapkan diri sebagai The Future Laeder bagi Walesi, Wamena bahkan Papua.
Di akhir tulisan saya yang kedua tentang Putra Terbaik Walesi ini, ingin rasanya mengutip kalimat motivasi dari Sahabat saya, yang merupakan Putra Terbaik Wamena, yaitu H. Hasan Abdul Rahman Asso, S.Sy. M.H.
“Karena masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan diri dengar belajar walau dengan berbagai rintangan dan hambatan. Dan menjadi diri sendiri serta memberikan manfaat ilmu kepada yang lain supaya hidup lebih bermakna.” Beliau adalah senior anak-anak muda Wamena, yang sekarang beliau bekerja sebagai staf adminitrasi di gedung Nusantara Satu DPR RI Senayan.
#Salam sukses dan tebar manfaat.