Esai

Mustajabnya Doa Rasulullah SAW

MALAM tadi (15/7/2025) menjadi malam ‘reset ke setelan awal” ikut ngaji. Ya, karena saya lama, sejak sebelum puasa, nggak ikut ngaji Sohih Muslim oleh Almuhaddits KH. Jamalullail Lc. Kajian yang sungguh sangat ilmiah, enak dan adem.

Ngaji rutin di Masjid Agung Albarkah, Kota Bekasi, kebetulan membahas Hadits Nomer 897 Sohih Muslim. Hadits terkait dengan satu kisah yang cukup menakjubkan.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Satu waktu, saat Rasulullah berkutbah, siang hari di terik matahari, ada sahabat (Kaab bin Malik) yang masuk masjid melalui Daru Qadha, masih sambil berdiri, dia bertanya. “Wahai Rasulullah, tanaman kita pada rusak, dan jalan-jalan (perekonomian) putus. Maka tolonglah kami, doakan agar hujan segera turun,” katanya.

Melalu keterangan dari sahabat Anas ini, Rasulullah SAW tak menampik permintaan itu, dan langsung mengangkat tangan untuk berdoa.

Subhanallah, ketika doa dipanjatkan, mendadak awan Madinah yang tadinya panas, kemudian mendung berawan (membentuk perisai) menaungi Madinah. Dan kemudian hujan.

Kejadian hujan deras ini berlangsung seminggu. Dan luar biasa sehingga menjadikan kondisi berbalik. Dengan hujan malah membuat kondisi rusak.

Maka, sahabat Anas meriwayatkan, saat berkhutbah sepekan kemudian, ada sahabat yang bertanya dan meminta Rasulullah berdoa lagi. Agar hujan ini tidak merusak. Saat itu Rasulullah langsung berdoa; Allahumma hawwa alaina wala alaina’. Dan hujan mendadak berhenti.

(Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.)

Ada beberapa keterangan dari Almuhaddits:

1. Rasulullah berdoa dan sering mengangkat tangan.

2. Demikian mutajabnya doa yang dipanjatkan, ketika tangan belum turun tetapi doa sudah dikabulkan.

3. Ada waktu-waktu mustajab dalam berdoa, seperti berdoa diantara dua khutbah.

Ya, demikian oleh-oleh ketika saya reset ke setelah awal, mengaji lagi di Albarkah. Dan biasa, habis ngaji kita ngoopi di warung *Mang Hasan* samping masjid.

Penulis : Chotim Wibowo (Pimred Bekasiguide.com)

Esai

“Terimakasih. Semoga kita bisa menjaga haji ini agar mabrur sepanjang hayat,” bisik kami.

Esai

‘Ya Allah, ini putaran terakhir kami. maka ampunilah kami, ampunilah jika selama kami menjadi tamu di sini tak bisa menjadi tamu yang baik. Ampunilah kami, dan terimalah haji kami, dan jadikan haji kami haji yang mabrur.’

Esai

“Sampaikan rindu saya, jika diantara kalian, ada yang pernah menjadi mulia karena menjadi tapakan Rasulullah. Sampaikan rindu kami,” bisik saya.

Exit mobile version