Ketika berkunjung ke Bogor pada Minggu 6 Oktober 2024, Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu dihadiahi buah pisang setandan oleh tokoh masyarakat setempat. Pemandangan ini sebenarnya wajar- wajar saja, karena diberikan oleh warga yang sudah berbulat tekad mendukung pasangan no 3, Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie (ASIH).
Tapi kemudian tidak biasa – biasa saja kalau kita menelisik visi dan misi paslon ASIH saat kelak memimpin Jawa Barat dan/ atau dialog paslon ini dengan masyarakat petani di berbagai daerah di Jawa Barat. Ada tekad dan perencanaan yang sungguh – sungguh dari paslon ini untuk memajukan dan memodernisasi pertanian Jawa Barat, yang muaranya mensejahterakan para petani.
Tekad ini bisa dikatakan hanya bisa muncul oleh paslon yang paham persoalan sektor pertanian dan berniat mencarikan solusi agar para petani sejahtera. Apa sebab? Jawabnya karena selama ini ada berbagai persolan yang menghimpit kehidupan para petani di Jawa Barat.
Apa boleh buat, pertanian di Jabar kini menghadapi tantangan serius mulai dari kesejahteraan petani hingga alih fungsi lahan. Belum lagi soal kesenjangan ekonomi dan tingkat kesejahteraan petani dan buruh tani dengan kelompok masyarakat lainnya di luar pertanian.
Seperti diketahui,indeks gini ratio Jawa Barat mencapai 0,425, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Ini mencerminkan adanya kesenjangan ekonomi yang cukup signifikan dan perlu segera dicarikan solusi.
Persoalan berikutnya adalah fakta begitu banyak kelompok petani terpapar pinjaman online (pinjol) dengan bunga mencekik yang memberatkan beban hidup petani maupun buruh tani.
Statistik menunjukkan jumlah “outstanding loan” pinjol di Jawa Barat mencapai hampir Rp16,5 triliun. Tren saat ini ternyata petani mengandalkan pinjol dan rentenir atau bank emok untuk memenuhi kehidupan sehari-hari terutama sebelum masa panen. Tentu saja, ini merupakan situasi yang sangat memprihatinkan.
Sebab itu adalah tepat apa yang direncanakan Paslon ASIH bahwa kelak setelah memimpin Jawa Barat akan melobi Pemerintah Pusat melalui Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan agar melakukan intervensi guna menciptakan skema pinjaman mikro dan supermikro yang mudah diakses untuk kebutuhan hidup petani dan buruh tani. Sebab, jika masalah ini tidak segera ditangani maka akan memantik permasalahan social, mengingat indeks gini Jawa Barat yang sudah berada pada level lampu kuning.
Tantangan lain, sebagaimana sudah terpetakan Paslon ASIH, pertanian Jawa Barat harus dihadapkan pada alih fungsi lahan pertanian dan anomali cuaca yang mengancam produktivitas padi. Sebab itu, paslon ini sudah meyiapkan serangkaian skema sebagai solusi.
Yang juga menjadi ancaman sektor pertanian adalah fakta bahwa minat generasi muda untuk menjadi petani atau berusaha di bidang pertanian semakin menurun. Angkatan kerja pertanian maupun pengusaha pertanian lebih didominasi oleh golongan penduduk usia di atas 40 tahun. Dengan kondisi seperti itu bagaimana mungkin mengandalkan pelaku usaha tani mampu menopang beban berat dalam mewujudkan target sasaran pembangunan pertanian, khususnya dalam menjaga ketahanan pangan.
Masalah penuaan usia petani ini menjadi salah satu sorotan Paslon ASIH. Sebab, jika kegiatan produksi pertanian hanya dilakukan oleh generasi tua, maka perlahan tapi pasti, jumlah petani akan semakin berkurang dari tahun ke tahun. Akibatnya produksi pertanian juga akan ikut menurun, dan selanjutnya sangat dimungkinkan akan terjadi ketidak-seimbangan antara ketersediaan produksi dengan kebutuhan konsumsi.
Padahal, permintaan produk pangan diperkirakan akan terus naik seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kemajuan ekonomi dan pertumbuhan industri pengolahan makanan. Sementara itu produksi pertanian akan semakin menurun dengan semakin sedikitnya jumlah petani yang tidak dibarengi dengan penguasaan teknologi yang yang semakin berkembang. Inilah yang kelak akan menjadi salah satu tugas utama Wakil Gubernur Ilham Akbar Habibie yakni, mensinergikan penggunaan kemajuan teknologi di sektor pertanian.
Kenapa modernisasi pertanian menjadi penting di Jawa Barat? Jawabnya karena jika menyusutnya jumlah petani yang produktif tidak segera dicarikan solusinya, maka sebenarnya bukan hanya terkait pada aspek ekonomi saja, tetapi juga akan menimbulkan isu lingkungan. Dimana akan timbul kecenderungan lahan-lahan pertanian yang terlantar karena tidak ada lagi yang menggarap, lahan-lahan yang cenderung berubah fungsi menjadi lahan terbangun (perumahan, industri dan infrastruktur), sehingga lahan-lahan pertanian akan semakin menyusut dan akan muncul permasalahan ketidakseimbangan lingkungan.
Regenerasi petani saat ini sangat mengkhawatirkan. Faktor usia petani secara umum sangat berpengaruh pada kemampuan meningkatkan produktivitas hasil usaha tani, termasuk juga kemampuan untuk berdaptasi dan berinovasi terhadap kemajuan teknologi pertanian yang semakin canggih, dan hanya dapat dijalankan oleh para generasi millenial. Oleh sebab itu regenerasi petani sangat penting dilakukan dengan penerapan teknologi canggih.
Selain mendorong masuknya petani milenial, Paslon ASIH juga akan memperhatikan rantai bisnis dan perdagangan komoditas pertanian. Asumsinya dengan kelak akan bertambahnya petani milenial, maka akan perlu disiapkan pula pangsa pasar sebagai pembelinya. Ini akan menjadi bagian program kerja Pemda Jabar dibawah kepemimpinan Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie.
Dengan serangkaian program yang matang dari Paslon ASIH tersebut, maka kita dapat memprediksi bahwa dengan adanya petani milenial, maka akan merubah mindset anak muda soal pekerjaan tani. Mereka kelak akan lebih bisa beradaptasi dengan teknologi, sehingga akan ada penemuan-penemuan baru, varietas baru, jaringan pemasaran yang lebih inovatif, gaya kemasan yang beragam, dan adaptasi pemasaran secara online yang lebih maju.
Bayangkan, pertanian Jawa Barat akan maju dan bahkan go international jika semakin banyak generasi millenial yang terjun ke sektor pertanian. Potensi generasi ini cukup banyak — mencapai 26,07 persen dari total penduduk di Jabar. Hadirnya milenial dalam dunia pertanian, diharapkan tidak hanya merubah jumlah petani dan pelaku usaha pertanian saja, tetapi jauh dari itu ada upaya memperbaiki rantai nilai serta keuntungan menjadi petani itu sendiri.
Ringkasnya, salah satu agenda utama Paslon ASIH untuk sektor pertanian adalah bagaimana memperbaiki keuntungan usaha pertanian, dimana keuntungan dari hasil jual komoditas pertanian mampu meningkatkan keuntungan yang didapat petani. Salah satunya dengan memperbaiki jalur distribusinya (tata niaga), sehingga dari harga komoditas pertanian yang terbentuk di pasar mampu dinikmati petani.
Selain program-program tersebut diatas, Paslon ASIH juga telah berkomitmen untuk mengatasi masalah kelangkaan pupuk yang kerap dihadapi petani. Pernyataan itu kembali ditandaskan Ahmad Syaikhu saat kunjungan ke Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Bogor, Sabtu dan Minggu (5 – 6/10/2024).
Menurut Syaikhu, pupuk merupakan komponen vital dalam pertanian, selain tenaga kerja dan teknologi. Ia berkomitmen akan mencari alternatif solusi, salah satunya dengan menggulirkan program pupuk organik.
Untuk pengadaan pupuk organik, sejatinya Syaikhu telah merintis dan menguji coba produk tersebut bersama salah satu sahabatnya di Karawang. Jadi bukan sekedar rencana, tapi sudah mulai direalisasikan.
Jadi tidak heran bila para petani di Jawa Barat menyambut pasangan ASIH. Seba mereka berharap, jika terpilih nanti, ASIH dapat merealisasikan mudahnya akses pupuk dan mengatasi berbagai permasalahan di sektor pertanian Jawa Barat.
Oleh : Imam Trikarsohadi (Dewan Pakar Pusat Kajian Manajemn Strategik).