Peristiwa

Kematian Sang Kakak Janggal, Adik Lapor Polisi

Yudi adik Almarhum Asep Saepudin (43) memberikan keterangan ke wartawan, Rabu, 17 Juli 2024.

Warga Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu dihebohkan dengan kejanggalan kematian seorang warga yang bernama Asep Saepudin (43). Hal itu diungkapkan oleh sang Adik, Yudi yang menemukan kejanggalan berupa luka lebam dimata bagian kanan, bekas cekikan dileher dan bibir yang pecah.

Kejadian itu bermula saat Yudi mendapatkan kabar bahwa sang Kakak telah meninggal dunia pada 27 Juni lalu. Saat melihat jenazah adiknya dan melakukan penelusuran telepon seluler milik Asep, membuat Yudi berkeyakinan bahwa adiknya meninggal dengan tidak wajar.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

“Saya cari informasi segala macam ada kejanggalan nah terus saya pegang handphonenya almarhum ada telepon dari pinjol kalau gak salah. Saya bilang kakak udah meninggal, terus dari pihak pinjolnya nanya dari kapan, saya bilang tanggal 27 Juni, dia kaget bilang tanggal 27 dia baru pencairan dana gitu,” kata Yudi di Setu kepada wartawan, Rabu, 17 Juli 2024.

Baca juga : Polisi Cari Bukti Baru Dugaan Tindak Pembunuhan Warga di Kampung Serang

Karena merasa janggal, Yudi terus menggali informasi dan mendapatkan bahwa pencairan dana pinjaman itu masuk ke rekening kakaknya. Kemudian Yudi memeriksa ke pihak bank dan menemukan catatan uang masuk sebesar Rp.43.000.500 dan Rp13 juta. Menurutnya, uang itu dicairkan di hari saat Asep meninggal dunia.

“Total keseluruhan dari pinjol ada Rp.56.000.500. Terus ada dana pribadi juga yang dari tabungan ATM saya gak tau berapa, yang jelas saldonya sisa Rp53 ribu aja. Setelah itu kami langsung putuskan untuk melaporkan kasus ini ke polisi,” tambahnya.

Selama hidupnya, Asep dikenal baik dan tidak pernah ada masalah keluarga yang serius. Yudi menambahkan bahwa sebelumnya Asep pernah melakukan pinjaman online, tapi sudah melunasinya beberapa waktu lalu. Kematian Asep meninggalkan luka mendalam baginya. Ia berharap, penyebab kematian Asep dapat segera terungkap oleh pihak kepolisian.

“Korban pernah cuma karna mungkin bagus cicilannya, bisa ada limit yang lebih besar itu. Emang pernah soalnya kan saya telepon ke pinjolnya, dia bilang kalau untuk penarikan dana selanjutnya gak perlu KTP segala macam, cuma tinggal tanda tangan elektronik itu aja,” tandasnya

Peristiwa

“Setelah mendapat info dari masyarakat bahwa di desa simpangan dicurigai adanya transaksi menggunakan uang palsu dan pelaku mengedarkan uang palsu dengan modus belanja bensin dengan uang palsu, tim penyidik langsung bergerak ke lokasi,” kata Mustofa dikutip Bekasiguide.com, Jumat 5 Desember 2025 

Peristiwa

“Istri korban yang sedang bekerja di Taiwan menelpon tetangganya, disuruh untuk mengecek, namun dikarenakan tetangganya ini sedang bekerja, jadi dia menyuruh orangtuanya mengecek ke rumah kontrakan korban. Saat diintip lewat jendela, korban sudah dalam keadaan tergantung,” kata Widi dikutip Bekasiguide.com, Jumat 5 Desember 2025.

Peristiwa

“Pelapor di tawari pekerjaan oleh pelaku dan pelak bilang bahwa ada lowongan kerja dan meminta korban untuk transfer uang untuk membayar biaya administrasi sebesar Rp. 5 juta, setelah itu terlapor menyuruh saya untuk pulang sambil bilang nanti dihubungi secepatnya, namun sampai saat ini pelaku tidak dapat dihubungi dan korban tidak masuk kerja,” kata Elia dikutip Bekasiguide.com, Kamis 4 Desember 2025.

Exit mobile version