BEKASI TIMUR- Sejumlah persoalan yang berpotensi menghambat kondusivitas mudik lebaran teridentifikasi di Terminal Induk Bekasi. Permasalahan krusial adalah terbatasnya kapasitas daerah lingkungan kerja untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.
“Yang jadi persoalan lainnya adalah lahan parkir bagi kendaraan pengantar pemudik di terminal,” demikian dikatakan Kadishub Kota Bekasi Yayan Yuliana, Rabu (06/06).
Yayan mengatakan, lahan terminal ideal yang dibutuhkan untuk mengatasi persoalan itu minimal seluas 5 hektare. Namun, saat ini lahan yang tersedia baru sekitar 1,3 hektare.
Menurutnya, situasi itu membuat area terminal hanya mampu menampung bus dan angkutan umum saja. Sehingga, kendaraan pribadi pengantar terlantar di sekitar Jalan Cut Meutia.
Selain itu, persoalan berikutnya adalah terbatasnya ruang tunggu penumpang di Terminal Induk Kota Bekasi, sehingga bila terjadi keterlambatan kedatangan bus berpotensi menyebabkan penumpukan penumpang.
“Fanatisme penumpang terhadap Perusahaan Otobus (PO) tertentu mengakibatkan penumpukan penumpang pada trayek-trayek tertentu. Situasi itu juga bisa memicu potensi pelanggaran terhadap tarif angkutan Lebaran,” katanya.
Lebih lanjut, Yayan mengatakan, penumpukan penumpang juga bisa memicu kemacetan di pintu masuk dan pintu keluar terminal induk.
“Untuk pintu keluar disebabkan hambatan samping oleh pedagang yang berjualan di ruas Jalan H Juanda di sekitar pintu keluar terminal,” tandas dia. (bk)