Berita

Hidayat Tri sebut Rangkaian Musibah Akibat Ulah Manusia

Hidayat TS, anggota Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah

Rangkaian bencana banjir bandang dan tanah longsor bukan sekadar fenomena alam. Akan tetapi sudah menjadi bagian dari bencana yang dipicu oleh kerusakan lingkungan. Sehingga, penyelesaian masalahnya tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan ataupun bantuan pascabencana.

“Akan tetapi juga harus melalui perubahan perilaku orang-orangnya,” kata Hidayat TS, anggota Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, Selasa 02 Desember 2025.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Kerusakan lingkungan ini menyebabkan turunnya daya dukung daerah aliran sungai (DAS), deforestasi, konversi lahan, serta degradasi tanah menjadi faktor dominan yang memperparah dampak curah hujan ekstrem.

Hidayat Tri yang juga Bendahara Muslims for Shared Actions on Climate Impact (Mosaic), menegaskan bahwa penyelesaian masalah tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan ataupun bantuan pascabencana. Akan tetapi, saat ini yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan gaya hidup yang bukan hanya orang perorang, tetapi harus menjadi budaya masyarakat secara luas.

Kesadaran lingkungan tidak boleh berdiri sebagai gerakan kecil. Ia harus menjadi kesadaran bersama, lintas kelompok, lintas komunitas, dan lintas negara. Tanpa itu, katanya, bumi akan terus terancam dan membawa dampak serius pada kehidupan seluruh makhluk, termasuk manusia.

Di bagian lain, ajaran agama sudah sangat jelas bagaimana sikap kita terhadap lingkungan. Perspektif ajaran Islam itu diantaranya memelihara lingkungan adalah amanah Allah dan tanggung jawab manusia.

Kemudian, menjaga lingkungan juga sama wajibnya dengan menjaga kehidupan. Dan ketiga, kesadaran dan perubahan perilaku lebih mudah tercapai melalui pendidikan yang berkelanjutan.

Islam melarang umatnya menebang pohon dan membakar hutan tanpa keperluan yang jelas. Kerusakan alam dianggap sebagai konsekuensi dari ulah manusia. Ditegaskan jika segala kerusakan di muka bumi ini akibat ulah manusia.

Dalam berbagai penjelasan para mufasir dan hadis Nabi, bercocok tanam dan menanam pohon merupakan amal yang bernilai sedekah dan pahala jariyah.

Rasulullah SAW juga menyebut siapa pun muslim yang menanam pohon, kemudian buah atau manfaat pohon itu dinikmati manusia ataupun hewan, maka hal tersebut menjadi sedekah baginya yang terus mengalir meskipun ia telah wafat.

Sebaliknya, kata Hidayat, tindakan merusak lingkungan, seperti menggunduli hutan, membakar lahan, dan membuang limbah ke sungai, termasuk perbuatan merusak bumi dan membawa akibat berupa bencana yang terus datang silih berganti.

Saatnya kini bukan lagi mencari siapa yang bersalah, melainkan apa yang bisa kita lakukan mulai hari ini untuk kembali menghijaukan bumi.

Penulis: ChotimEditor: Chotim
Exit mobile version