Peristiwa

Pembongkaran Pagar Laut Dihentikan Sementara

Pembongkaran pagar laut di Kampung Paljaya, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi pada hari ketiga dihentikan sementara sejak Kamis (13/2). Berdasarkan pantauan Radar Bekasi, alat berat ekskavator yang biasa digunakan untuk mencabut bambu dan mengeruk tanah itu sudah tidak lagi beroperasi. Begitu pula para pekerja yang hanya bersantai menunggu perintah.

Satim (52), salahsatu nelayan yang bekerja untuk perusahaan dalam proyek pagar laut itu membenarkan bahwa pembongkaran pagar laut itu dihentikan sejak siang hari. Dari informasi yang diperolehnya, pemberhentian pembongkaran pagar laut itu dikarenakan pengawasan perusahaan tengah diperiksa oleh polisi.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

“Iya bener pengawasan sama pak mandornya lagi dipanggil kapolda untuk menyelesaikan permasalahan pagar laut ini. Kemarin ada undangan pak mandor juha sudah hadir dilokasi. Untik membahas maslaah proyek ini,” ucap Satim di Tarumajaya, Jumat, 14 Februari 2025.

Menurutnya, pemberhentian ini merupakan perintah dari atasan. Satim bersama para pekerja lainnya kini tengah menunggu perintah selanjutnya untuk kembali membongkar bambu-bambu yang tak berizin tersebut.

“Ya kerjaan sementara ini di off dulu, karena belum ada perintah dari atasan. Gak tau besok atau nanti nunggu perintah dari atasan,” sambungnya.

Diakuinya, sejak pagi hingga siang, pembongkaran pagar laut baru sekitar 200 meter hingga 300 meter sebelum dihentikan sementara. Pada hari ketiga ini, lanjut Satim, terdapat beberapa nelayan yang protes lantaran pembongkaran pagar laut itu bukan pada titik yang dikeluhkan nelayan selama ini, melainkan dititik dekat area reklamasi dan juga metode yang dilakukan perusahaan sebagian besar bukan mencabut bambu, melainkan ditekan hingga dasar laut.

“Ada yang komplain juga nelayan karna gak mau ditekan bambu itu harusnya dicabut. Maka ini juga sementara ya g kerja di off karna ekskavator juga di off dulu,” kata dia.

Sejak hari pertama hingga ketiga pembongkaran ini, dikatakan Satim, pencabutan bambu-bambu yang menjadi pagar laut itu baru mencapai 1 kilometer lebih. Sedangkan pada hari ketiga ini, sebelum dihentikan Satim bersama pekerja lainnya baru bisa membongkar 200 meter.

“Pencabutan sih paling udah sampai 200 atau 300 meter lah, gak nyampe sekilo. Kalau dari kemarin sampe skrg udah lebih 1 kilo,” imbuhnya.

Satim bersama para pekerja lainnya berharap pembongkaran pagar laut ini dapat segera dikerjakan kembali. Menurutnya, pembongkaran ini juga membutuhkan tenaga kerja lebih agar selesai tepat waktu.

“Kemungkinan ada penambahan yang kerja untuk membersihkan cabutan bambu yang ampar-amparan itu. Mungkin ada penambahan karyawan untuk ngambilin dan dibawa tarik ke darat,” tutup Satim.

Peristiwa

“Kejadian pertama kali pada pertengahan bulan September 2023 sekira pukul 22.00 WIB awalnya tersangka pulang dari tempat kerjanya di daerah Jatisampurna, Kota Bekasi menuju ke kontrakan (TKP) yang mana saat itu hanya ada korban di kontrakan yang sedang tiduran terlentang di kasur sambil memainkan handphone,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Hatorangan Sianturi kepada media pada Jumat, 14 Maret 2025.

Peristiwa

“Sementara ini, kami perintahkan untuk tidak beroperasi atau tutup. Mereka juga harus melengkapi perizinan yang diperlukan. Selain itu, kami telah melaporkan temuan ini ke Satpol PP Kota Bekasi, Camat Bekasi Barat, serta Polsek Bekasi Barat untuk tindakan lebih lanjut,” kata Adi.

Peristiwa

“Memang kelas 12 itu awal schedule itu hari ini, tapi dengan kondisi musibah banjir kita meminta tolong untuk di reschedule karena alasannya kondisi masih yang kurang lebih baru 30%, kita bisa beberapa barang masukin ke ruangan,” kata Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 21 Bekasi, Lala Kardasih.

Exit mobile version