Puluhan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) se-Kabupaten Bekasi dan kelompok petani Kecamatan Sukakarya mendapat pelatihan menerbangkan drone untuk membasmi hama pada tanaman padi di Desa Sukamakmur. Pemanfaatan teknologi itu merupakan inovasi baru yang dinilai lebih efisien dalam penyemprotan pestisida.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sukamakmur, Cahya Dadang Saleh Manaf mengatakan penggunaan drone untuk menyemprotkan cairan pestisida ini sangat membantu para petani dari segi waktu dan tenaga.
“Tentunya dengan adanya penyemprotan menggunakan drone, itu membantu dan waktu lebih efektif karna drone bisa menjangkau beberapa hektar dalam waktu 1 jam. Bahkan bisa tepat waktu, contohnya kita ada serangan hama kita langsung siapain alat dronenya bisa langsung terbang,” ucap Cahya Dadang di Sukamakmur, Jumat 28 Juni 2024.
Menurutnya, jika secara manual atau menggunakan tenaga manusia dalam satu hektar jika dikerjakan oleh satu orang memakan waktu selama satu hari. Sedangkan penyebaran hama yang kerap terjadi pada tumbuhan padi para petani di wilayahnya sangatlah cepat.
“Kalau serangan kita bicara hamparan. Hamparan kita disini per kelompok ada yang luasnya 50 hektar, minimal 25 hektar itu kapan terselesaikannya. Bukan kita melemahkan manusia atau metode manual, tentunya ada pemahaman dari petani itu sendiri dengan adanya drone itu bisa membantu, mereka bisa belajar disitu,” tambahnya.
Selain itu, secara biaya, lanjut Cahya juga sangat efisien. Jika menyemprotkan pestisida dalam satu hektar hanya mengeluarkan biaya Rp5 juta. Biaya paket penyemprotan itu telah termasuk racun serangga atau insektisida.
Selain itu, para petani yang menggunakan jasa drone itu juga tidak harus bergantung pada produk pembasmi hama yang dibawa oleh jasa drone. Dikatakannya, para petani juga dapat membawa produk luar dari pihak jasa drone.
“Kami kemarin itu per paket per hektar Rp5 juta itu dari inseknya dari dia, enam kali penyemprotan sampai panen, itu kalau kita kemitraan oleh drone maxxi ya,” tutur Cahya.
Selain lebih efektif dari sisi biaya, waktu dan tenaga, kualitas padi pun tetap terjaga dari bermacam hama yang menjadi keluhan para petani selama ini. Terdapat dua jenis padi yang ditanam di wilayah Sukakarya, yakni Inpai 32 dengan masa panen 90 sampai 100 hari dan varietas Ir-42 yang memiliki masa panen lebih dari 100 hari.
“Panen tahun 2024 musim pertama 8,4 ton. Kalau setahun dua kali sampai 15 hingga 16 ton,” katanya.
Sementara, Operator Drone Maxxi Tani, Gifari mengungkapkan dalam waktu 10 menit drone khusus itu dapat menyemprotkan cairan pestisida sebanyak 20 liter.
Selain menyemprotkan pestisida, pupuk juga dapat disemprotkan namun harus dicairkan terdahulu agar dapat ditampung pada jerigen yang dibawa oleh drone berjenis Maxxi Antasena itu.
“Hari ini kita pelatihan menyemprotkan pestisida pengendali hama. Penyemprotan pestisida kapasitas dari full tank 20 liter untuk 10 menit sekali penerbangan 1 baterai bisa mengcover 3000 sampai 4000 meter. Kalau 1 hektar bisa 3 kali terbang,” kata Gifari.
Dalam pelatihan ini, ia menekankan pada para penyuluh dan kelompok tani untuk memahami isi aplikasi pada remote drone. Karena seluruh pengendalian terdapat pada remote drone tersebut.
Selain di Kabupaten Bekasi, pelatihan penyemprotan menggunakan drone ini juga dilakukan di empat wilayah lainnya, yakni Karawang, Subang, Majalengka dan Indramayu.
“Hal yang pertama dilakukan itu mapping area, kemudian diupload ke remot terus save auto pilot untuk nyiram. Jadi yang manual hanya take off dan landing nya aja. Kalau auto pilot menyemprot 10 menit,” tandasnya.