Metropolitan

Petani di Sukatani Manfaatkan Burung Hantu untuk Basmi Hama Tikus

Para petani di Sukatani memakai burung hantu untuk membasmi hama tikus di sawah mereka. (Poto : Istimewa)

Hama tikus menjadi biang kerok terjadinya gagal panen padi di sejumlah wilayah. Para petani di Kecamatan Sukatani memakai burung hantu sebagai Musuh Alami (Predator) untuk membasmi hama tikus di sawah mereka.

Cara itu dinilai efektif, murah dan tidak berbahaya bagi jiwa. Seperti yang dilakukan Kelompok Tani Bagja Asih Desa Sukaasih. Mereka membuat Rumah Burung Hantu (Rubuha) sejak tahun 2020.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Sudah terasa manfaat serta hasilnya, sangat efektif membasmi tikus karena dimakan oleh burung hantu yang telah dilatih sebagai pemangsa hewan pengerat ini.

“Alhamdulillah sekarang sudah ada berdiri rumah burung hantu sebanyak 6 titik, serta sudah berkembang biak untuk membasmi hama tikus sawah tersebut,” kata Camat Sukatani, Agus Dahlan dikutip bekasiguide.com pada Selasa 25 Juni 2024.

Dengan adanya burung hantu berjenis Burung Hantu Tyto Alba, kata dia, bisa mengamankan tanaman padi sawah seluas 100 hektar dari serangan hama tikus.

“Makanya kami berupaya untuk terus mengembangbiakan burung hantu ini di setiap desa yang lain,” terangnya.

Agus mengatakan, dirinya sudah mengajukan usulan para petani ke Pemkab Bekasi dengan terobosan burung hantu untuk memberantas hama sebanyak 20 unit Rubuha Paket dengan Burung hantunya sebanyak 20 ekor.

“Sehingga para petani yang berada di Sukatani ini, bisa bebas dari serangan hama tikus, serta hasil para petani meningkat,” terangnya.

Petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) Kecamatan Sukatani Demang Darmadi, menambahkan, berdasarkan pengalamannya, dalam satu malam seekor burung hantu bisa membunuh tikus antara 10-12 ekor.

Walaupun tidak semuanya dimakan dan yang dilaksanakan berkisar antara 5 sampai 7 ekor saja. Sisanya Digunakan sebagai Cadangan makanan.

Selain lebih efektif, pemakaian burung hantu untuk membasmi hama tikus juga lebih murah dibandingkan menggunakan perangkap listrik. Cara ini juga lebih aman bagi petani dan tidak membahayakan jiwa karena tersengat jebakan tikus yang teraliri listrik.

“Kami akan terus menerapkan cara ini. Selain lebih murah, juga aman bagi petani dan ramah bagi lingkungan sekitarnya,” tutupnya.

Metropolitan

“Kami sudah jaminkan yaitu tadi anak yang ketiga ini kan ada yang besok baru masuk SD, yang kedua naik kelas tiga, dan yang pertama juga naik kelas lima SD, jadi nanti akan disiapkan oleh Dinas Pendidikan kita akan tempatkan di sekolah yang ada SD dan SMP sudah menjadi komitmen,” kata Tri dikutip Bekasiguide.com, Kamis 3 Juli 2025.

Exit mobile version