CIKARANG- Upaya menekan angka stunting oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Telagamurni dan Pemerintah Desa Kalijaya melakukan pemantauan khusus bagi ibu hamil guna pencegahan stunting dilakukan mulai sejak pra nikah, persalinan dan menyusui. Pemantauan ini dilakukan di tingkat posyandu.
Pembina Posyandu Wilayah Desa Kalijaya Puskesmas Telagamurni, Mimin Mintarsih mengatakan yang paling diperhatikan usai proses persalinan salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
“Kalau kita ke setiap posyandu itu kita selalu kita berikan edukasi tentang ASI ekslusif itu, makanan ibunya yang harus dijaga. Contohnya apa kan kalau orang di kampung kan kadang gak boleh makan ini itu karna ASI nya nanti amis. Tapi itu kita anjurkan apapun yg bergizi harus dimakan. Karna yang diberikan ASI gizi yang masuk ke dalam bayi kan melalui ASI,” ucap Mimin kepada di Desa Kalijaya, Senin 24 Juni 2024.
Menurutnya, pemenuhan gizi bagi ibu hamil di wilayah Cikarang Barat menjadi kendala. Kendala itu disebabkan oleh pola pikir serta faktor ekonomi keluarga ibu hamil. Sehingga pihaknya, kerap mengalami kesulitan dalam pendampingan dalam pemenuhan gizi bagi ibu hamil.
“Kalau kendala kita di masyarakat mungkin karna ekonomi ya, pengen begini begitu tapi kan kondisi keuangan dari situ yg pertama. Yang kedua males untuk ke faskes kesehatan untuk pemeriksaannya padahal kita kan di puskesmas posyandu gratis pelayanannya. Sehingga bisa terpantau kalau mereka rajin ke puskesmas atau ke posyandu, jadi nanti kan dapet gizi tambahan di puskesmas juga kita anjurkan ke ahli gizi,” tambahnya.
Selain itu, minimnya minat dan kesadaran masyarakat untuk datang membawa bayi dan balita ke posyandu juga menjadi kendala dalam upaya menekan angka stunting. Namun, kata Mimin banyak kader-kader posyandu yang berinovasi dan berkreasi untuk meningkatkan kesadaran dan minat orang tua untuk datang dan memeriksakan kondisi bayi dan balitanya ke posyandu. Salah satunya posyandu di Desa Kalijaya, dengan inovasi serta kreasi yang dilakukan para kader posyandu, jumlah ibu hamil, bayi dan balita yang terdata dan terpantau kesehatannya terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.
“Di Desa Kalijaya ada peningkatan perkiraan di atas 60 persen. Peningkatan minat ibu membawa anaknya ke posyandu untuk imunisasi itu lebih meningkat banget dari tahun-tahun sebelumnya. Alhamdulillah, peningkatannya lebih kelihatan sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Posyandu Desa Kalijaya, Erna Wahyu Wulandari mengungkapkan setelah melakukan pemantauan yang ketat, saat ini di wilayah dinyatakan bebas stunting. Terutama dengan memprioritaskan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil, bayi dan balita yang masuk dalam kategori dibawah garis merah (BGM).
“Kadang-kadang kalau pertumbuhan anak balita disaat dia panas, tumbuh gigi terus mau ngomong ataupun di mau belajar jalan pasti berat badannya menurun itu bukan BGM tapi masa pertumbuhan dan tetap kami pantau,” ucap Erna.
Mendapat predikat Desa yang paling tinggi mengalami peningkatan jumlah anak dan ibu hamil yang datang ke posyandu, Erna membeberkan inovasi dan kiat khusus yang diterapkan di 23 posyandu yang ada di wilayahnya. Pertama, dari hasil sukarela masyarakat yang berikan sumbangan (kobokan) digunakan untuk membuat olahan yang bisa dijadikan sebagai pemanis bagi ibu dan anak untuk mau datang ke posyandu.
“Yang pertama kita tidak memaksakan kobokan (uang urunan) kalau dia mau kasih silahkan, kalau tidak juga boleh. Dari hasil kobokan itu kita bikin olahan seperti bubur kacang ijo, telur rebus, agar-agar, itu jadi balik lg ke mereka jadi ada pemancing. Alhamdulillah antusiasnya tambah meningkat balitanya. Ditambah lagi kita juga kerja sama dari salah satu rumah sakit dan perusahaan. Jadi yang kerjasama yang memberikan PMT tambahan setiap bulan,” tandasnya.