Metropolitan

Mahasiswa Nilai Bupati Eka Gagal Jadi Pengganti Neneng Yasin

Ilustrasi.

BEKASI- Paska ditetapkannya Eka Supria Atmaja sebagai plt Bupati Bekasi pada bulan Oktober 2018 silam dan didefinitifkan pada bulan Juni 2019 ini, kinerja Pemkab Bekasi cenderung menurun. Hal ini dikatakan beberapa mahasiswa dari berbagai Kampus di Bekasi menilai Eka Supria Atmaja tidak serius Bekerja.

Salah satunya dilontarkan Ketua BEM Fakultas Tekhnik Universitas Pelita Bangsa, Fakhri Pangestu. Ia mengatakan bahwa selama kepemimpinan Eka Supria Atmaja kinerja Pemkab Bekasi cenderung lebih buruk jika dibandingkan dengan kinerja mantan Bupati yang kini tersandera Kasus Meikarta Neneng Hasanah Yasin.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Dirinya menjelaskan bahwa sisa lebih perhitungan Anggaran (SILPA) APBD pada TA 2017 sebesar 800 Milliar sedangkan TA 2018 SiLPA APBD kabupaten Bekasi tembus 1,03 Triliun. Padahal Perda APBD ini adalah buah kesepakatan Bupati dengan DPRD sebagai Representatif Masyarakat Bekasi.

Ia pun menambahkan Pemkab Bekasi ini kan Event Organizer (EO) bertugas menjalankan Perda, dan Perda APBD ini adalah hasil paripurna antara Bupati dan Wakil Rakyat yang harus dijalankan sebagaimana mestinya, Apalagi hasil diskusi kami kawan-kawan kampus memprediksi SiLPA TA 2019 ini bisa 2 Triliun mengalahkan APBD Kota Sukabumi.

“Sebetulnya Pak Eka ini serius tidak jadi Bupati Bekasi?,”Timpalnya.

Hal senada juga dikatakan Ahmad Baihaqi Ketua BEM STAI Nur Elghazi bahwa turunnya penyerapan Anggaran setiap tahunnya adalah bentuk ketidakbecusan Bupati sebagai pucuk pimpinan Bekasi dan Sekda sebagai pucuk pimpinan birokrasi dalam memanajemen Pemerintahan.

Bayangkan kata dia sekitar 6 kursi kepala dinas kosong, belum lagi kabid dan kasi jumlahnya bisa puluhan. Hal ini dibiarkan berlarut. Bupati tidak memposisikan sebagai pejabat politik, kerjanya hanya menghadiri peresmian seperti gunting pita dan tanda tangan prasasti. Sedangkan Sekda sebagai pembina PNS seharusnya mau dan mampu membina PNS.

“Reformasi Birokrasi di Bekasi seperti Fiksi” Tegas Bayhaqi

Sedangkan dampak dari rendahnya Penyerapan APBD dinilai berakibat pada lambatnya pembangunan dan perbaikan infrastuktur serta program-program untuk masyarakat tidak bisa dirasakan langsung.

Dampak dari minimnya penyerapan APBD ini katanya adalah Mangkrak-nya Pembangunan dan Merangkak-nya kesejahteraan masyarakat, karena banyak program kegiatan yang tidak terserap.

“Saya harap Bupati segera isi kekosongan jabatan dan tegas terhadap bawahan,” Pintanya.

“Jadi Slogan Bekasi Baru dan Bekasi Bersih jangan hanya sebatas ‘Iklan Kecap’ saja” Sahut Unsur Mahasiswa Lainnya Ketua BEM STKIP Pancasakti Bali Fadil. (TIM)

Metropolitan

“Saya bangga sekali dengan perkembangan RSUD Chasbullah Abdul Majid ini, banyak inovasi yang digulirkan, pelayanan juga semakin baik. Sudah setahun lebih di Kota Bekasi melihat perkembangan RSUD semakin meroket prestasi maupun tingkat kepuasan pelayanan masyarakatnya. Sukses selalu buat RSUD Chasbullah Abdul Madjid,” ungkap Gani.

Metropolitan

“Usulan kita 4.000 hektar dari pusat 10.000 hektare. Cuma terakhir kita rapat di Pemda nanti akan ada rapat lagi di pusat di KPP. Kalau kelapangan survei-survei awal sudah. Titiknya sudah disurvei, baru didata tetapi kan datanya perlu dikroscek lagi sambil masih ada rapat lagi di tingkat KKP,” tutur Iman Santoso selaku Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi di Cikarang Pusat dikutip bekasiguide.com pada Jumat, 24 Januari 2025.

Metropolitan

“Jadi peternak juga agak takut dengan wabah PMK ini. Karna wabah ini memang lebih parah. Nah intinya bahwa semakin sulit lah untuk kita memilih dan memilah sapi yang lebih bagus untuk peternakan gitu, kalau suplainya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Bodiyono di Cikarang Timur, Rabu, 22 Januari 2025.

Exit mobile version