SETIDAKNYA ada 4 sikap yang benar saat menyikapi kehidupan di masa senja. Sikap ini mendasar sehingga sewajarnya dimiliki setiap muslim yang sudah senja usia.
Demikian disampaikan Ust. Amien Bakri, penceramah pengajian Majlis Taklim Jak N Go, di Mushola Al-Ikhlas, Cikunir, Jakamulua, Bekasi Selatan, Rabu (10/04/2023).
“Semuanya itu tergantung, bagaimana kita menyikapi kehidupan itu sendiri,” katanya.
Hidup di masa senja, katanya, sangat tergantung kepada bagaimana menyikapi kehidupan itu sendiri. Termasuk, bagaimana menyikapi kematian. Sikap yang benar adalah yang harus dikembalikan kepada Sang Khaliq. Bahwa kita takut akan kematian, itu karena kita belum siap dalam menyambutnya.
Bagaimana dengan kematian, adalah satu hal yang pasti. Kematian itu hanya untuk badan, tidak untuk ruh atau jiwa. Badan boleh berubah, tetapi yang kekal untuk menjalani hidup adalah jiwa. Hidup di dunia, di alam barzah dan juga di alam akherat, adalah kehidupan jiwa.
Karenanya, menyikapi kematian yang benar adalah pemahaman yang benar bahwa yang mati itu adalah badan saja. Tidak jiwa. Jiwa inilah yang akan menempati badan yang lain, saat di alam kubur, atau akan menempati badan yang lain saat di akherat.
Inilah juga tugas utama para nabi terdahulu, termasuk Nabi Muhammad, yang mengubah paradigma manusia akan esensi kehidupan. Mengubah pola pikir manusia itu tidaklah gampang, namun itu dilakukan yang benar. Tugas nabi adalah mengubah cara pandang terhadap kehidupan.
Jadi, bagi manusia yang sudah berusia senja, maka sikap yang benar adalah tidak takut akan kematian. Tetapi menjadikannya pengingat sehingga mengiptimalkan amalan sebelum kematian itu datang.
Ada 4 sikap yang benar, saat menghadapi kamatian atau sikap dalam memanfaatkan usia baru di masa senja.
Sikap 1 adalah sikap yang harus diawali dengan taubat (thaaba). Sikap yang harus selalu kembali kepada Allah. Kembali kepada kebenaran.
Kedua, sikap selalu bersyukur. Atas semua karunia yang sudah diterima, maka harus disikapi dengan rasa syukur.
Ketiga, sikap harus selalu berkhidmat. Khidmat akan membwa kepada sikap peduli kepada sesama. Akan ringan berbuat kebaikan. Sikap inilah yang kemudian akan bisa menjadikan amal jariah misalnya.
Keempat, sikap untuk terus berdzikir. Selalu mengingat Allah. Kapan dan di mana pun.
Kegiatan taklim rutin ini juga dibarengkan dengan acara halal bihalal anggota majelis taklim Jak N Go.
Komunitas Jak N Go adalah komunitas olahraga di kawasan Galaksi. Anggota komunitas ini sangat beragam, diantaranya ada yang mantan jenderal. Selebihnya banyak yang pensiunan, sehingga banyak waktu luang.
“Ini kegiatan rutin, yang semoga bisa memupuk silaturahmi antar anggota,” kata H Untung Subagya, koordinatoe Majlis Taklim Jak N Go. (Chotim)