Suasana penuh keprihatinan menyelimuti apel pagi yang dipimpin Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, Senin (1/9/2025). Apel tersebut diawali dengan mengheningkan cipta, sebagai bentuk doa bersama untuk para korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa aksi unjuk rasa yang berujung ricuh.
Dalam sambutannya, Tri Adhianto menyampaikan rasa duka mendalam atas jatuhnya korban. Ia menegaskan bahwa tragedi tersebut tidak hanya melukai fisik, tetapi juga mental seluruh bangsa.
“Peristiwa ini bukan hanya melukai fisik, tetapi juga mental kita sebagai bangsa. Mari kita niatkan doa terbaik agar arwah mereka mendapat tempat mulia di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan,” ujar Tri.
Data korban yang tercatat, tiga ASN di Makassar meninggal dunia, seorang pengemudi ojek online bernama Affan juga berpulang, serta sejumlah korban luka akibat kericuhan. Bahkan, gedung DPRD ikut terbakar dalam peristiwa itu.
Tri menekankan bahwa simbol kenegaraan dan atribut pemerintahan harus menjadi penguat semangat aparatur sipil negara (ASN) dalam menghadapi situasi sulit. ASN, kata dia, harus tetap hadir menjaga keamanan, memberikan pelayanan publik yang optimal, serta memastikan kenyamanan masyarakat.
“Tindakan anarki seperti perusakan fasilitas publik bukanlah bentuk penyampaian aspirasi yang benar,” tegasnya.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, RT, RW hingga pemuda, yang turut menjaga wilayah agar tetap kondusif.
“Apa yang terjadi tadi malam bukanlah aspirasi, melainkan pengrusakan yang menimbulkan kekacauan. Terima kasih kepada para ketua RT, RW, dan masyarakat yang ikut menjaga lingkungan. Tidak ada keuntungan dari tindakan anarki, karena gedung dan fasilitas itu dibangun dari pajak yang kita bayarkan bersama,” ungkap Tri.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Kota Bekasi mengerahkan seluruh perangkat daerah untuk siaga. Satpol PP dan Damkar ditugaskan menjaga objek vital, Dinas Lingkungan Hidup membersihkan area hingga dini hari, Dinas Perhubungan memonitor arus lalu lintas, sementara Dinas Sosial menyiapkan konsumsi bagi petugas yang berjaga siang dan malam.
“Pemkot Bekasi menjadi garda terdepan, bahu-membahu menjaga ketertiban. Kita sambut dengan baik teman-teman yang ingin menyampaikan aspirasi, namun sebagai pejabat publik kita harus santun, menolak segala bentuk kekerasan. Itu juga sudah menjadi deklarasi bersama tokoh agama, masyarakat, dan ormas,” tutup Tri Adhianto.