Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita

Sosiolog Soroti Hebohnya Fenomena Aplikasi Worldcoin di Bekasi

×

Sosiolog Soroti Hebohnya Fenomena Aplikasi Worldcoin di Bekasi

Sebarkan artikel ini

Fenomena Aplikasi World yang terjadi baru-baru ini sempat menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya, masyarakat berbondong-bondong untuk melakukan scan retina mata demi mendapatkan uang dari aplikasi tersebut.

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Yuanita menilai bahwa aplikasi ini mesti disikapi tegas oleh aparat kepolisian. Hal itu agar data-data identitas masyarakat yang melakukan scan mata di World bisa segera diamankan.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

“Ini sebenernya tugas kepolisian bagian cyber untuk mencari tau, ini kan perusahaannya dimiliki orang luar, saya khawatir data orang indonesia akan disalahgunakan oleh orang asing. Jadi sebaiknya segera dicek legalitasmya ya, apakah PT tersebut sudah berizin atau belum dari kecamatan, kelurahan sampai RT RW,” kata Yuanita dikutip pada Kamis, 08 Mei 2025.

Menurut Yuanita, faktor ekonomi menjadi penyebab utama masyarakat bisa tergiur untuk melakukan scan retina tanpa memedulikan kemungkinan data pribadi akan disalahgunakan.

“Iya karena memang obsess nya bisa dibayar, kemudian syaratnya juga mudah, dan transaksinya, plus rukonya juga dekat rumah warga. Jadi orang-orang tertarik, karena mungkin ini penyebab faktor banyaknya PHK dari dunia industri orang-orang jadi membutuhkan uang,” jelasnya.

Yuanita menyarankan, pemerintah seharusnya bisa memberikan literasi digital secara menyebar ke masyarakat. Supaya, tidak ada lagi orang -orang yang tertarik untuk melakukan scan retina mata di World.

“Iya jadi literasi digital itu penting supaya masyarakat bisa berhati-hati kalau melakukan scan retina mata, misalnya ada indikasi kriminalitas seperti apa atau indikasi pencurian data yang digunakan negara lain, dan sebagainya. Jadi kalo misalnya mereka mau edukasi harus menggandeng media juga jadi informasinya bisa menyebar,” tutupnya.

Example 120x600
Berita

“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami. Jarak aman minimal 3 meter dari jaringan listrik ini penting untuk dipatuhi guna menghindari risiko kecelakaan seperti sengatan listrik, kebakaran, atau gangguan jaringan. Kami terus aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya jika ketentuan ini diabaikan,” ujar Donna dalam keterangan resminya dikutip bekasiguide.com pada Rabu, 27 Agustus 2025.

Berita

“Terima kasih atas dukungan kepada Ibu Liliawati Rahardjo selaku Komisaris PT Summarecon dan Adrianto P. Adhi Komisaris PT Summarecon, atas peran serta Summarecon yang melakukan bedah 500 rumah tidak layak huni,” ujar Maruarar dikutip Bekasiguide.com, Jumat 22 Agustus 2025.

Berita

“Ada sisi keadilan yang harus menjadi pertimbangan dalam segala kebijakan. Termasuk dalam pengenaan PBB misalnya,” kata H Siswadi, founder PKMS dikutip pada Selasa, 19 Agustus 2025.