TAK dipungkiri, mendapat kesempatan berhaji sangatlah melegakan. Selain biaya yang lumayan, juga kesempatan waktu yang harus menuruti antrean cukup lama.
Harus pula diakui, panitia haji dalam hal ini pemerintah sudah cukup all out menyiapkan segalanya. Sampai-sampai, jamaah sepertinya tinggal duduk manis. Sejak dari tanah air sampai pulang kembali sudah diatur jadwalnya.
Gelombang I calon jamaah haji sudah mulai berdatangan ke tanah suci. Kali ini, mereka menuju Madinah terlebih dahulu. Mereka diberi kesempatan bisa berziarah ke Masjid Nabawi sekitar 8 hari. Seperti jadual untuk bisa melaksanakan arbain, atau shalat 5 waktu berturut-turut selalu berjamaah di masjid Rasulullah tersebut.
Setelahnya jamaah akan berangkat ke Mekah. Menjalani proses awal dalam perjalanan haji di Tanah Suci.
Bagi calon haji yang belum pernah ke Masjid Nabawi, tentu ini menjadi pengalaman perdana yang cukup mengesankan. Dalam segala hal, menjadi pengalaman ruhaniah yang tak akan pernah terlupakan.
Ada pengalaman yang sebaiknya menjadi bekal para calon haji saat berkunjung ke Madinah. Pengalaman terkait dengan banyaknya kemudahan dan kemegahan.
Pasalnya, berbagai kemudahan dan kemegahan ini bisa jadi melenakan. Jika tidak bijaksana, maka jamaah akan terlena dan melupakan sisi ibadahnya.
Jadinya jamaah memang harus memahami apa dan bagaimana dengan ibadah atau ziarah yang dilaksanakan. Misalnya, ketika berziarah ke Masjid Quba, jamaah tidak cukup hanya tahu jika masjid itu adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah. Atau shalat di masjid tersebut bisa bernilai seperti pahala umroh
Tetapi jamaah, sebaiknya memiliki bekal pengetahuan ada apa di balik Masjid Quba. Jika perlu jamaah harus tahu bahwa rahasia masjid tersebut melalui kisah Rasulullah.
Saat itu, Rasulullah yang tengah membangun masjid dengan mengambil bebatuan. Rasulullah turun langsung, dan mengangkat langsung bebatuan. Sampai-sampai jemari Rasulullah berdarah.
Sahabat yang tahu hal itu kemudian meminta Rasulullah agar beristirahat. Kata mereka; Wahai Rasulullah, sudah cukup kami saja yang mengangkat bebatuan ini.”
Tapi apa kata Rasulullah, -dan ini diluar perkiraan para sahabat, “Kalian ambil batu yang lain saja, agar pembangunan ini cepat selesai.” Subhanallah.
Tentu, jika jamaah tahu akan kisah ini. Maka kunjungan atau ziarah ke masjid ini akan lebih bermakna. Bagaimana tidak jika mereka merasa tengah berada di masjid yang dibangun oleh tangan mulia Rasulullah SAW.
Belum terlambat jika calon jamaah menyiapkan bekal ilmu terkait hikmah dari segala ibadah atau juga ziarah suatu lokasi. Terkait Raudhah, masjid Quba, atau yang lainnya. Agar jamaah lebih bisa khusuk dalam mengambil hikmah satu ibadah.
Oleh : Chotim Wibowo