Dukungan untuk pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie (ASIH) terus mengalir. Salah satunya datang dari para perantau dan pimpinan pondok pesantren.
Dukungan dari para perantau ini diberikan oleh masyarakat Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung.
Mereka mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan ASIH pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024 di Hotel Asrilia, Kota Bandung, Selasa (8/10/2024).
Cagub Jabar, Ahmad Syaikhu mengatakan bahwa dukungan yang diberikan masyarakat perantau ini menjadi suntikan semangat bagi pasangan ASIH menuju kemenangan dalam Pilgub Jabar 2024.
“Hadirnya bapak ibu sekalian di tempat ini memberikan dukungan yang luar biasa kepada pasangan ASIH, dimana ini akan memperkuat bersama elemen-elemen yang lain insya Allah menuju kemenangan pasangan ASIH pada Pilkada 2024,” ucap Syaikhu.
Dengan membacakan sebuah pantun, Syaikhu siap menyambut kemenangan ASIH bersama masyarakat perantau.
“Bersama kekasih naik bahtera, menuju pulau penuh kenangan, ASIH bahagia mendapat dukungan keluarga Sumatera, optimis akan raih kemenangan,” ungkapnya.
Dukungan lainnya juga datang dari para pimpinan pondok pesantren (Ponpes) se-Jabar. Mereka menyatakan siap untuk memenangkan pasangan ASIH di Pilgub Jabar 2024.
Syaikhu berkomitmen, pasangan ASIH akan melanjutkan program unggulan mantan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan (Aher). Salah satunya adalah pembangunan ruang kelas baru (RKB) dan kobong.
“Kalau Allah takdirkan menjadi gubernur, saya kira kita ikhtiar saja untuk melanjutkan program-program Kang Aher pada saat beliau memimpin itu belum semuanya juga tuntas, program RKB, kobong dan sebagainya, yang ini juga adalah menyangkut dunia pesantren,” ucap Syaikhu di Kabupaten Bandung Barat, Rabu (9/10/2024).
Syaikhu memandang, tidak semua pesantren di Jabar bisa bertahan sendiri. Oleh karena itu, kehadiran pemerintah sangat penting dalam mendukung pembinaan dan pendidikan dalam mencerdaskan anak bangsa.
“Hari ini kalau pesantren dibiarkan mandiri seperti ini mungkin untuk sebagian kalangan sanggup dan bisa survive, tapi gak semua pesantren bisa melakukan itu,” ungkapnya.
Dari hasil kunjungannya ke beberapa daerah, Syaikhu mendapati masih banyak pesantren yang tidak memiliki sumber daya. Selain itu, Syaikhu juga melihat banyak bangunan pesantren yang kurang mendapatkan perawatan.
“Betapa banyak kondisi-kondisi pesantren yang mereka gak berbayar, mereka gak punya sumber daya, mereka ketawakalan aja, pokoknya bisa melakukan dakwah dan mereka ingin melanjutkan gurunya buka pesantren, ya jalan aja,” jelasnya.
“Bagi santrinya juga gak ada tawaran yang berlebih, sekedar ikut belajar di situ aja juga udah memadai. Saya kira kita melihat pesantren yang masih kumuh,” lanjutnya.
Melihat kondisi tersebut, Syaikhu menekankan pentingnya kehadiran pemerintah untuk pondok pesantren.
“Inilah yang perlu ada intervensi keterlibatan dari pemerintah, sehingga infrastruktur pesantren itu betul-betul infrastruktur yang layak untuk dijadikan belajar mengajar ini bisa dilaksanakan di sana,” tandasnya.