Ita Yuliana Calon legislatif (caleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dapil III Mustikajaya Rawalumbu dan Bantargebang, melakukan silaturahmi dengan warga Mustikajaya, Kota Bekasi dengan program tebus murah kacamata baca, Minggu (3/12/2023). Program tebus murah kacamata ini bertujuan untuk membantu warga yang kesulitan membaca Alquran, dan lainnya karena gangguan penglihatan.
Ita Yuliana mengatakan, program ini sudah dilakukan sejak sebelum dirinya mencalonkan diri sebagai caleg. Ia mengaku sudah melakukan 19 titik pemeriksaan dan pembagian kacamata baca di wilayah dapilnya.
“Saya melihat ingin membantu warga Bekasi untuk mewujudkan harapan warga. Perbaikan jalan, pendidikan, kesehatan. Supaya warga lebih maju dan sejahtera,” ujar pemilik nomor urut 8 di Pileg 2024 mendatang.
Menurut Ita, program tebus murah kacamata baca ini sangat diminati oleh warga. Ia mengklaim sudah membagikan 350 kacamata baca dengan harga Rp10 ribu, padahal harga normal per kacamata tersebut bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
“Tanggal 28 baru boleh berkampanye, ini antusias sekali warga membutuhkan kacamata. Ada warga yang harus kredit untuk mendapatkan kacamata,” katanya.
Ita juga mengatakan, program ini merupakan bentuk pahala bagi dirinya. Ia berharap, dengan membantu warga, ia juga mendapatkan imbalan baik dari Allah SWT.
“Pahala buat saya, sekali mendayung satu dua pulau terlampaui, saya dapat pahala imbas dari orang itu juga ada, kalau pun terpilih atau tidak saya dapat pahalanya,” ungkapnya.
Selain itu, Ita juga menyampaikan pendapatnya tentang pemimpin muda. Ia mengaku terinspirasi oleh sosok Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, anak-anak Presiden Joko Widodo.
“Gibran dan Kaesang sosok anak muda yang kreatif, orang bilang anak ingusan lah tetapi kan dia bukan sekonyong-konyong baru kali ini muncul. Anak muda yang kreatif dan masih bersih. Dia anak presiden tapi tidak bergantung pada jabatan orangtuanya,” puji Ita.
Ita juga menegaskan, dirinya tidak mau terlalu tergantung pada partai dalam pencalonannya sebagai anggota dewan. Tetapi ia lebih berpedoman pada pribadi sendiri. Ia mengatakan, untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya, ia lebih suka turun langsung ke lapangan dan berkomunikasi dengan warga.
“Buat saya pencalegan tidak tergantung partai tetapi pribadi sendiri. Supaya gampang berkomunikasi, saya lebih suka turun langsung. Saya sudah 19 titik pemeriksaan dan pembagian (kacamata),” tegasnya.
Ita menambahkan, alasan dirinya bergabung dengan PSI adalah karena partai tersebut tidak ada mahar dan tidak ada yang aneh-aneh. Ia juga mengatakan, untuk membantu warga, ia membutuhkan kendaraan.
“PSI karena tidak ada mahar dan tidak ada yang aneh-aneh. Untuk membantu warga kan kita butuh kendaraan (partai),” pungkasnya.