Satu keluarga di Kampung Sawah, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, sudah 17 tahun hidup di rumah yang amblas akibat terkena abrasi. Sebagai warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, keluarga ini tidak pernah tersentuh bantuan apapun.
Keluarga yang terdiri dari suami Wasmo (39), istrinya Mariyani (38), anak pertamanya Siska (13), dan anak bungsu Mutia (11) tinggal di rumah yang kondisinya sudah rapuh dan hampir tenggelam.
Mariyani (38) mengaku, rumah tersebut sudah berdiri sejak 18 tahun lalu dan hingga saat ini belum ada perbaikan.
Saat hujan datang, Mariyani dan keluarganya selalu dilanda rasa khawatir rumah yang ditempatinya itu roboh.
“Ketinggian rumah tadinya 2 meter ada, sebelumnya tinggi, ini bertahap amblasnya, ini udah mau tenggelam roboh soalnya udah pada rapuh, kemarin di dapur sempet ada balok jatuh, makanya saya kalo ada hujan angin takut roboh, kadang kalo hujan juga bocor parah,” kata Mariyani dikutip Bekasiguide.com, Selasa 5 Agustus 2025.
Mariyani terpaksa harus bertahan di rumah tersebut karena keterbatasan biaya. Ia memilih bertahan karena tarif kontrakan yang relatif murah hanya Rp. 200 ribu perbulan.
“Ya karena ini yang paling murah, sebulan kan cuma 200 ribu. Ga ada lagi yang lebih murah dari ini, kalo pindah juga belum ada biayanya, suami kan cuma tukanh bangunan pendapatan ga nentu,” jelasnya.
Mariyani berharap ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah agar dirinya beserta suami dan anaknya bisa hidup di rumah yang layak dan aman dari banjir.
“Saya ada dari dulu harapan, pengen sih dibantu buat pindah rumah gitu yang layak. Sekarang kan saya belom bisa pindah karena terkendala biaya,” tutupnya.