Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Polisi Buru Pemasok Uang Palsu Bocah SMP

×

Polisi Buru Pemasok Uang Palsu Bocah SMP

Sebarkan artikel ini
Barang bukti Uang Palsu yang di amankan dari Bocah Sekolah Menengah Pertama (SMP) asal Cikarang Barat.

Bocah Sekolah Menengah Pertama (SMP) asal Cikarang Barat yakni A (14) harus menjalani pemeriksaan di Polsek Tambun Selatan lantaran kepergok mengantar uang palsu dengan pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu oleh warga ketika A mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor di Jalan Sultan Hasanuddin, Tambun Selatan, pada Sabtu (11/1) sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat ditolong warga, terdapat sejumlah lembaran uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 yang berhamburan dalam pakaian A. Merasa curiga, warga lantas menanyai A hingga akhirnya diketahui bahwa uang yang dibawa itu terindikasi palsu. A yang semula ditolong, kemudian digelandang ke Kantor Kepolisian Sektor Tambun Selatan.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Kanit Reskrim Polsek Tambun Selatan, AKP Kukuh Setio Utomo membenarkan bahwa uang dibawa oleh A tersebut merupakan uang palsu. Dalam pemeriksaan sementara, A diiming-imingi upah Rp.50.000 kepada seseorang yang dikenalnya dijejaring sosial facebook untuk mengantarkan uang palsu ke titik yang sudah ditentukan. Total uang palsu yang dibayar senilai Rp2,2 juta.

“Saat warga mendapati yang bersangkutan membawa uang dalam jumlah besar bagi anak di bawah umur, muncul kecurigaan. Sehingga dibawa ke polsek. Saat dihitung nilainya Rp2,2 juta rupiah dengan pecahan lima puluh ribu dan seratus ribu,” kata Kukuh, Senin, 13 Januari 2025.

Pengiriman uang palsu ini, lanjut Kukuh, diawali ketika A mengenal seseorang melalui media sosial facebook. Seseorang itu lantas menawarkan pekerjaan kepada A untuk mengantarkan uang palsu dengan imbalan Rp 50.000. A yang tertarik, kemudian mengikuti arahan dari seseorang tersebut.

“Setelah yang bersangkutan mengiyakan, akhirnya bertemu,” sambungnya.

Pertemuan A dengan seseorang yang menyuruhnya itu terjadi di Stasiun Tambun. Setelah menerima paket uang palsu tersebut, A diminta membawanya ke wilayah Cibitung. Disana nantinya ada pihak lain yang akan mengambil uang palsu tersebut. Hanya saja, belum jauh perjalanan dari Stasiun Tambun, A justru mengalami kecelakaan setelah tertabrak mobil.

“Menurut pengakuan A, seseorang yang menyuruhnya itu sebenarnya mengikuti A dari belakang sebelum akhirnya kecelakaan. Yang bersangkutan ini sebenarnya mengetahui yang dibawanya itu uang palsu yang akan diantarkan ke wilayah Cibitung,” terang Kukuh.

Saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap A. Kukuh akan menggali informasi lebih lanjut untuk menelusuri kasus peredaran uang palsu melalui jejaring sosial facebook dan melibat melibatkan anak. Pihaknya juga tengah melakukan penyelidikan kepada para pelaku yang menyuruh A untuk mengantarkan uang palsu.

“Status A bukan terduga pelaku tapi saksi ya soalnya masih di dalami. Kalau pelaku masih kita dalami tapi nomornya masih aktif. Yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan di kantor. Selanjutnya kami juga tengah menggali informasi untuk menelusuri pelaku yang menyuruh A ini dan tujuan pengirimannya. A sendiri yang kemarin jatuh, ada luka-luka karena terjatuh tapi kondisinya stabil,” tandasnya.

Example 120x600
Peristiwa

“Ternyata disitu ada juga materi bahwa si tersangka ini sempat didesak oleh korban mengenai sertipikat tanah yang sudah diatasnamakan tersangka yang sebelumnya atas nama korban,” tutur Onkoseno dikutip Bekasiguide.com, Senin 10 Februari 2025.

Peristiwa

“Pelaku juga sempat merampas hp korban YB namun tidak berhasil, korban lalu berteriak hingga memancing para warga di sekitar TKP. Pelaku kemudian berusaha melarikan diri setelah aksinya dipergoki warga,” ujar Kanit Reskrim Polsek Bekasi Selatan AKP Imam Prakoso kepada media pada Minggu, 09 Februari 2025.

Peristiwa

“Setelah tau istri saya teriak-teriak. Terus saya bangun nyariin istri sama anak, tapi kan posisi gelap mas, udah rubuh itu, saya bongkarin itu puing, kan gak kuat ke urug separuh badan, saya bongkarin dulu sambil nangis, baru bisa diajak keluar terus buka pintu, saya teriak minta tolong,” tutur Sumardi di rumahnya di Kampung Buwek, Kamis, 06 Februari 2025.