Paska natal dan tahun baru 2025 harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar Kabupaten Bekasi masih tinggi. Seperti telur, cabai rawit merah, cabai rawit hijau, cabai merah, bawang merah, daging ayam potong, telur ayam dan minyak. Kenaikan itu terjadi sejak sepekan menjelang natal hingga Januari 2025 ini.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti mengatakan saat ini Kabupaten Bekasi mengalami inflasi sejak minggu ketiga dibulan Desember.
Terdapat kenaikan harga delapan item barang pokok yang menjadi pemicu inflasi ini. Diantaranya minyak goreng rakyat mencapai harga Rp.21.000 perkilogram, daging ayam boiler Rp.47.000 perkilogram, telur ayam ras Rp.33.000, cabai keriting Rp.70.000, cabai merah besar Rp 70.000, cabai rawit hijau Rp.50.000, cabai rawit merah Rp.75.000 dan bawang putih Rp.45.000.
“Sekarang kita inflasinya itu artinya banyak ada beberapa harga barang yang melebihi dari acuan pemerintah di pasar. Untuk minggu ke empat di bulan Desember itu memang Kabupaten Bekasi inflasi ya dengan IPH mencapai diangka +1,52 di minggu ketiga dan minggu ke empat +2,12,” terang Helmi dikutip bekasiguide.com pada Jumat, 03 Januari 2025.
Kenaikan beberapa harga barang pokok itu, lanjut Helmi, juga dipicu oleh daerah-daerah pemasok yang mengalami cuaca ekstrem, sehingga berpengaruh terhadap hasil pertanian.
Seperti cabai rawit Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Acuan Pemerintah (HAP) berada diangka Rp.57.000 perkilogram, saat ini di Kabupaten Bekasi sejal minggu ketiga dibulan Desember mencapai Rp.75.000 perkilogram.
“Itu karna pengaruh cuaca ekstrem. Jadi kita tuh banyak masoknya dari Garut sama Madura. Di Garut itu sudah kita konfirmasi ternyata di Garut harga naik dan produsennya berkurang. Jadi mereka mungkin mengutamakan daerah dulu baru keluar jadi otomatis ternyata permintaan banyak walaupun stok di kita memadai, tapi karna permintaan banyak maka harga hadi tinggi,” kata Helmi.
Sementara itu, salah satu pedagang kebutuhan dapur di Pasar Tambun, Epi (41) mengungkapkan cabai rawit merah mengalami kenaikan harga paling signifikan, yakni dari harga Rp.60.000 perkilogram menjadi Rp.100.000 perkilogram. Kenaikan harga tersebut, lanjut Epi tidak sebanding dengan pembeli yang kini sepi.
“Sebelumnya mah murah cabai keriting Rp.40.000, cabai rawit merah biasanya cuma Rp.60.000 sekarang udah Rp.100.000. Terus bawang merah Rp 40.000 sebelumnya Rp.30.000. Cabai Rawit ijo Rp.60.000. Yang beli malah sepi dari natal. Yang belanja gak banyak gitu, ada sih ada gak kayak dulu,” ungkap Epi.
Kondisi serupa juga dirasakan pedagang telur ayam di Pasar Tambun, salahsatunya Aan (38). Sejak sepekan sebelum natal, ia terpaksa menjual harga telur Rp.31.000 perkilogram dari harga sebelumnya yang hanya Rp.26.000. Hingga januari ini, harga telur ayam belum mengalami penurunan harga.
“Penurunan pembeli sekitar 30 sampai 40 persen, karena berbarengan juga sama liburan anak sekolah. Biasanya kalau tahun-tahun kemarin turun kalau sudah selesai tahun baru. Biasanya itu kalau udah masuk Desember itu udah mulai merembet naik harganya, kurang lebih ya 1 bulan baru turun, tapi turunnya gak langsung banyak paling Rp500 sampai Rp.1.000 perak,” tutup Aan.