CIKARANG- Keriuhan puluhan siswa siswi sesaki halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalijaya 09 di Cikarang Barat, Senin (24/6). Sekira pukul 08.00 WIB, siswa dan siswi kelas 1 dan empat menjajarkan prakarya nya yang terbuat dari berbagai limbah plastik. Seperti galon bekas, sedotan, dan lainnya. Hasilnya pun bermacam, ada yang menjadikannya pot bunga hias, bingkai foto, pot tanaman dan media lukis.
“Panen karya ini temanya hidup berkelanjutan subtema nya pengolahan limbah plastik. Yang diolah menjadi hasil karya atau prakarya anak kelas 1 dan 4 selama 1 semester,” ucap Lina Karolina Guru SDN Kalijaya 09 di Cikarang Barat, Senin 24 Juni 2024.
Di Lokasi yang sama, para siswa dan siswi kelas 5 menjajakan makanan, minuman ringan dan berbagai perlengkapan diri seperti ikat kepala wanita. Mereka memasarkan barang dagangannya kepada siswa siswi lain yang berkunjung. Mereka menawarkan es buah, sushi, cokelat dengan harga yang terjangkau, mulai Rp.1.000 hingga Rp.2.000.
“Di kelas 5 ini ada pembelajaran kewirausahaan ini merupakan praktek pembelajaran. Dimana anak-anak mulai mengenal belajar berdagang. Bagaimana mereka berdagang, mengembalikan kembalian uang, mengenal uang, berhitung, pembelajaran matematikanya ada, IPSnya ada,” tambahnya.
Dalam satu tahun, para siswa dan siswi SDN Kalijaya 09 itu menggelar prakarya dan praktik berwirausaha selama dua kali. Kegiatan ini dinilai efektif untuk mengisi waktu luang sebelum pengambilan raport paska ujian sekolah. Panen karya dan market day, Lina menamai program yang digagasnya bersama guru-guru lain itu.
“Untuk panen karya ini yaitu pelaksanaan pelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu pembelajaran yang diunggulkan yang membedakan kurikulum merdeka dengan kurikulum lainnya,” kata Lina.
Seluruh hasil prakarya dan barang dagangan yang dibawa para pelajar ini dikerjakan di rumah, baik secara mandiri atau dibantu orangtuanya. Antusiasnya pun sangat tinggi. Para siswa siswi menyerbu temannya yang menjual minuman dan minuman ringan.
Berbeda pada hari biasanya, para guru mewajibkan murid-muridnya untuk membawa makan minum dari rumah, namun khusus hari ini, para murid dapat bebas jajan di lapak temannya.
“Antusias sangat tinggi dan orang tua mendukung program kami. Dari kelas 1 pembiasaan sehari-hari memang anak-anak dibiasakan menanggulangi sampah terutama sampah plastik dengan membawa tempat minum makan dan pada pelajaran market day, anak-anak diberikan kebebasan untuk jajan jadi anak-anak sangat senang,” imbuhnya.
Dengan program ini, Lina berharap dapat menumbuhkan karakter wirausaha kepada para murid-muridnya.
“Yang kami inginkan dari program ini anak mulai mandiri ekonomi, pekerjaan, anak lebih disiplin waktu. Kemudian juga yang pasti karakter ya, kita menanamkan karakter anak ada jiwa wirausaha,” tutur Lina.
Terpisah, Rendi Abiyasa Saputra (11) siswa kelas 5 ini sibuk melayani teman-temannya yang menyerbu lapak dagangannya. Rendi menjual cokelat dengan harga Rp1.000, Sushi Rp 1.000 dan Spageti Rp.2.000. Dalam waktu 10 menit, spageti dan sushi yang dibuatnya bersama orangtuanya itu ludes. Sedangkan cokelatnya hanya tersisa beberapa butir.
“Modal Rp 50 ribu, untung Rp50 ribu, Cuma sisa cokelat,” kata Rendi.
Sesekali menggunakan jarinya, ia menghitung uang untuk kembalian yang disimpannya dikolong meja tempatnya berdagang. Pengalaman berdagang ini, menjadi pengalaman pertamanya berinteraksi menawarkan makanan dan berhitung.
“Senang banget. Belajar ngitung uang, ada temen juga yang nawar, tapi dikasih juga biar duitnya kurang. Bikin makanannya dibantuin ibu, uangnya juga buat ibu nanti. Tadi dibantuin temen juga pas ngitung kalau mau ngembaliin uang,” tandasnya.