Penjualan seragam sekolah di Pasar Cikarang mulai ramai diserbu ibu-ibu rumah tangga. Kondisi itu seiring dengan masuknya tahun ajaran baru 2023 pada 17 Juli mendatang. Seperti yang terjadi di Toko Mama Bintang salah satu penjual pakaian seragam sekolah di Pasar Cikarang. Kenaikan itu bisa mencapai 50 persen dari hari biasa. Dan tahun ini dirinya bisa bernafas lega karena penjualannya lebih untung dibanding tahun sebelumnya semenjak Covid-19.
Menurutnya, penjualan seragam sekolah mulai dari seragam Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai terjadi lonjakan pada minggu lalu, yaitu awal libur tahun ajaran baru.
“Satu hari bisa lebih dari 10 pasang seragam. Mulai ramainya itu udah seminggu sejak libur sekolah. Tahun ini lumayan banget penjualan bisa sampai 50 persen dari biasanya. Kalau tahun kemarin pas Covid-19 juga penjualan bener-bener anjlok,” ungkapnya Mama Bintang sembari melayani pembeli di Pasar Cikarang, Jalan R.E Martadinata, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu (05/7/2023).
Dikatakan Mama Bintang, harga seragam sekolah dari SD, SMP dan SMA pun bervariasi tergantung jenis bahan. Dan sebagian besar warga membeli seragam sekolah satu pasang, celana dan baju.
“Rata-rata yang beli itu sepaket ya, atasan sama bawahan, mulai dari seragam pramuka, SD, SMP, SMA. Sebagian besar SD lah yang baru-baru masuk kelas 1 ukuran kecil. Seragam yang SD Rp 120 ribu sepasang satu stel atas bawah buat yang perempuan. Yang laki-laki beda bisa lebih murah Rp 5 ribu sampai 10 ribu tergantung bahannya juga, ada bahan sanos Rp 120 ribu, pamatek Rp 150 ribu yang paling bagus elemen Rp 175 ribu. Semuanya sepasang. Kalau seragam SMP beda Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribuan” tambahnya.
Selain di Toko Mama Bintang, lonjakan permintaan seragam sekolah juga terjadi di toko milik Yati yang jaraknya hanya 50 meter dari Toko Mama Bintang. Para ibu-ibu rumah tangga bersama anaknya mulai berbelanja seragam SD, dasi, topi hingga ikat pinggang. Yati merupakan pedagang pakaian anak-anak di Pasar Cikarang sejak 10 tahun silam. Namun sejak seminggu terakhir dirinya beralih berjualan seragam sekolah karena memiliki peluang keuntungan lebih tinggi.
“Mulai meningkat dari minggu kemarin. 2022 agak lumayan abis covid. Tahun sekarang terlalu lama liburnya jadi orang nyicil tapi ada aja lah alhamdulillah. Saya mah biasanya dagang pakaian anak-anak, kalau hari biasa ngandelin seragam aja mah kurang. Abis lebaran aja mulai keluarin dagangan seragam sekolah sampai sekarang nanti kalo udah mulai sepi ditaruh disimpan lagi. Paling dikeluarin satu-satu buat kalau ada yang nyari. Kalau lagi tahun ajaran baru gini dikeluarin semua,” kata Yati.
Sebagian besar lonjakan penjualan seragam sekolah di tokonya saat ini ada pada seragam Sekolah Dasar (SD). Dia memprediksi pembeli anak melonjak drastis pada akhir pekan. Hasil penjualan seragam sekolah yang diperoleh Yati pun bervariatif mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta perharinya.
“Yang paling banyak dicari ya rata-rata sih seragam SD. Saya jual seragam SD dari Rp100 ribu sampai Rp 120 ribu, yang SMP bisa Rp 145 ribu sampai Rp 150 ribu. Kalau lagu sepi bisa dapet Rp 500 ribu, kalau lagi ramai lumayan lah bisa sampai Rp 1 juta. Prediksi saya nih sabtu minggu besok nih ramai,” ucap Yati.
Terpisah, Dewi, salah satu orang tua yang pembeli seragam Sekolah Dasar untuk anaknya mengatakan sengaja membeli seragam dari jauh-jauh hari agar bisa memperkecil ukuran seragam jika terlalu besar untuk anaknya. Dan jika membeli mendekati hari masuk sekolah dirinya khawatir harganya akan lebih mahal.
“Sengaja beli sekarang biar bisa dikecilin, soalnya anak saya baru mau masuk SD takut kegedean ukurannya. Terus kalau belinya minggu depan takut udah mahal. Mending sekarang biar tenang gak mikirin seragam anak pak,”tutupnya. (Ris)