BEKASI – Perpustakaan Darul Ulum Islamic Centre Bekasi berbenah. pembukaan ditandai dengan bedah buku.
“Ini momen yang baik, yang semoga perpustakaan bisa lebih baik ke depannya,” kata H. Wikanda Darmawijaya, pembina Yayasan Islamic Centre Bekasi.
Disebutkan, beberapa tahun perpustakaan Islamic Centre ini tidur. Hidup segan mati pun tak mau. Belum lagi ditambah pandemi yang menjadikan kehidupan perpustakaan lebih sulit.
Wikanda menyebut banyak sudah perjalanan ditempuh perpustakaan. koleksi buku dan lokasi menjadi saksi demikian kuat perpustakaan ini bertahan. Tak kurang dari 3 kali lokasi perpustakaan berpindah di lingkungan islamic Islamic.
Saat ini sudah menempati ruang baru yang lebih nyaman. Pembenahan dan penataan dilakukan. Termasuk di antaranya karena ada sebagian buku yang rusak. Sehingga diperlukan penataan dan pembenahannya.
H Amin Idris, Sekretaris Yayasan Islamic Centre Bekasi, mengatakan perpustakaan harus tetap berjalan dan mengikuti perkembangan. Digitalisasi perpustakaan dilakukan sehingga jangkauan lebih luas dan koleksi juga lebih banyak.
“Ke depan InsyaAllah akan lebih baik,” katanya.
Perpustakaan Darul Ulum Islamic Centre Bekasi diharapkan bisa menjadi perpustakaan rujukan di masa digital saat ini. Diimpikan akan menjadi tempat koleksi buku-buku besar di seluruh dunia, khususnya dunia Islam. “Kenapa tidak. Ketika kitab Al Umm Imam Syafie misalnya, atau kitab tafsir besar lain, bisa ditemukan di sana sini.
Sementara, Eman Sulaeman, penulis buku yang juga pembicara dalam bedah buku, mengatakan pentingnya ilmu dalam literasi. sehingga, banyak upaya yang tidak suka Islam memutus jalur ilmu. Dalam sejarah pernah dimusnahkan buku-buku sumber ilmu Islam.
Perpustakaan Darul Ulum Islamic Centre Bekasi kini menempati ruang di samping Ruang Muzdalifah. Koleksi buku di perpustakaan termasuk langka. Dalam cerita koleksi buku ini pernah dikumpulkan oleh para perintis Islamic Centre. (chotim)