Pemerintah berencana akan memprioritaskan para pengemudi ojek online (ojol) dalam penerimaan subsidi motor listrik. Hal ini mendapat respon dari driver ojol di Kota Bekasi.
Pengemudi ojek online asal Kota Bekasi, Ahmad (26) mengatakan, kabar tersebut tidak terlalu menarik untuknya. Sebab, motor listrik dinilai lebih memiliki banyak kekurangan.
“Saya kurang tertarik. Karena kalau dari yang saya denger, motor listrik kalau di bawa ke jalan tanjakan suka gak kuat. Terus pengisiannya juga kan masih jarang,” kata Ahmad saat ditemui Bekasiguide.com, Kamis (15/12/2022).
Ahmad juga menyinggung soal biaya yang harus dikeluarkan saat mendapatkan subsidi motor listrik, apakah sebanding dengan pendapatan hariannya.
“Subsidinya juga kan gak tau berapa. Sekarang ngojek lagi sepi, kalau kita harus nyicil dengan jumlah yang besar sama aja berat buat kita,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengemudi ojol lainnya, Dian (33). Ia mengatakan, terkait soal subsidi dirinya perlu menimbang-nimbang apakah subsidi tersebut membawa manfaat untuk para pengemudi ojol.
“Tergantung, kalau memang disubsidikan untuk beli, ya pasti lihat harganya dulu. Berapa cicilannya dan kondisinya akan seperti apa kalau memang harus dicicil,” kata Dian.
Selain itu, menurut Dian, sebelum rencana subsidi ini digembor-geborkan, pemerintah harus lebih dulu menyiapkan fasilitas pendukung seperti tempat pengisian daya untuk motor listrik.
“Lebih baik di bangun fasilitasnya dulu aja lah karena kita gatau kan sekali narik jauhnya semana habisnya semana,” ujarnya.
Dian menyebut, sejauh ini di Kota Bekasi sendiri motor listrik untuk pengemudi ojol bersifat penyewaan dengan besaran setoran harian Rp50 ribu perhari.
“Hanya sebatas penyewaan saja belom ada kepemilikan, tapi itu bisa jadi kepemilikan setoran Rp 50.000 tapi harus selama 800 hari,” jelasnya.