Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

KH Abid Marzuki, Rektor STAI At-Taqwa: Gelorakan Tajdid di Pesantren

×

KH Abid Marzuki, Rektor STAI At-Taqwa: Gelorakan Tajdid di Pesantren

Sebarkan artikel ini

AJAKAN gerakan pembaharuan di dunia pendidikan Islam dan pesantren digelorakan dari Bekasi. “Tajdid itu penting di dunia Islam, dan lembaga pendidikan Islam,” kata KH Abid Marzuki, Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam At Taqwa, Bekasi.

Demikian disampaikan saat acara Wisuda Sarjana STAI At Taqwa Bekasi di Islamic Centre, Kota Bekasi. Sebanyak 103 dari berbagai program studi diwisuda dalam acara tersebut.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Tajdid itu penting sehingga pendidikan Islam kian bisa mengikuti zaman. Tidak ketinggalan. Para kyai maupun pengelola lembaga pesantren pun perlu mengenal perubahan ini sehingga Islam bisa kian berdaya dan berjaya.

Secara simple bisa disampaikan, misalnya era saat ini yang demikian pesan tekhnologi informasi, maka perlu Islam itu juga menguasai tekhnologi informasi. Kalau tidak maka akan ketinggalan.

“Memang ada yang harus dipertahankan agar tidak berubah. Tetapi, tajdid di ranah yang ‘mutaghoyyar’ perlu disikapi lebih serius,” katanya, Selasa (25/10/2022).

Dunia pesantren itu, katanya, tidak pernah sepi dari tajdid. Dan para kyai pendiri pesantren dulu juga mendirikan dengan sepirit tajdid. Agar pesantren ini bisa elahirkan generasi yang lebih bagus darinya.

Cuma memang, dunia pesantren tidak merumuskan secara sistematis. Mereka lebih kepada terima apa dan bagaimana sajalah Allah memberinya.

Namun kenyataannya, saat ini, kebanyakan pesantren itu memiliki lembaga pendidikan yang lebih banyak. Bahkan ada yang sudah memiliki lembaga pendidikan tinggi. Inilah yang kemudian dibutuhkan kader-kader pesantren yang terbuka wawasannya.

Pesantren At Taqwa, dimana KH Noer Ali, pahlawan Nasional, mendirikan pesantren terbesar saat ini juga memiliki Mahad Aliy atau Perguruan Tinggi Attaqwa. “Kyai Noer Alie mengirimkan banyak kader ke pesantren ternama di Jawa, agar bisa mewarnai At Taqwa,” katanya.

Pesantren mengelola akidah atau akhlaq, memang tidak boleh diubah. Tetapi, katanya, metodenya perlu diubah. Ini butuh cara yang tepat sehingga tidak salah tujuan.

“Bagaimana kita mengajarkan Alquran. Sekarang tidak bisa lagi pakai rotan. Eranya sudah digital. Tujuan mengajarkan akhlaq tetap, tetapi metode pengajarannya perlu dengan pendekatan tajdid,” katanya.

Ajakan ini disampaikan karena merasa SDM di pesantren saat ini mulai banyak tertinggal. Dunia pendidikan sudah mulai banyak menggunakan kemajuan tekhnologi misalnya. Seperti dalam penerapan ilmu salat gerhana yang bisa menggunakan alat canggih.

Saat ada pertemuan para kyai di Gontong beberapa waktu lalu, katanya, sempat terkesima dengan seorang kyai yang dengan penampilan sangat bersahaja, sederhana, kain sarung, tetapi di sekelilingnya banyak anak-anak muda yang membantunya dengan membawa laptop. (Chotim)

Example 120x600
Pendidikan

“Kami ingin membentuk generasi yang kuat secara ruhiyah dan cakap secara akademik. Anak-anak kami dididik bukan hanya untuk menjadi pintar, tapi juga berakhlak dan siap menghadapi dunia global,” ujar Suminta selaku Kepala Sekolah SMP Insan Muttaqin dalam wawancara eksklusif dengan bekasiguide.com pada Kamis, 24 April 2025.

Metropolitan

“Data yang kami ada, ada 114 ya. Jadi perinciannya untuk SD itu di Kabupaten Bekasi ada 45, kota Bekasi 45, totalnya ada 90. Kemudian sekolah luar biasa itu di Kabupaten Bekasi ada 2, kota ada 5, totalnya ada 7. SMA itu ada 4 di Kabupaten Bekasi, 5 di kota Bekasi, totalnya ada 9. Kemudian SMK itu ada 5 di kota Bekasi, kemudian SMP ada 3 di kota Bekasi,” kata Abdul.