BEKASI- Kepedulian terhadap lingkungan masih butuh perhatian serius. Momen Ramadhan kali ini menjadi sangat tepat untuk menggugah kepedulian umat terhadap lingkungan.
Hidayat Tri Sutardjo dari Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majlis Ulama Indonesia mengatakan, Islam mengajarkan untuk merawat, menjaga, dan membangun lingkungan yang baik dan bijak. Islam juga melarang dengan tegas segala upaya yang merusak lingkungan.
Demikian salah satu materi kajian rutin lingkungan hidup yang digelar secara daring, Jumat (22/4/2022). “Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan yang saling terkait dan dibingkai Aqidah dan Syari’ah,” katanya.
Disebutkan, pelestarian lingkungan bukan semata-mata tuntutan ekonomis, politis, atau desakan program pembangunan. Tetapi harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan.
Hidayat yang juga aktivis MLH Muhammadiyah ini menyebutkan bahwa tugas utama manusia adalah memakmurkan bumi. Tugas memakmurkan ini meliputi Al-Intifa’ (mengambil manfaat dan mendayagunakan sebaik-baiknya), Al-I’tibar (mengambil pelajaran, memikirkan, mensyukuri, seraya menggali rahasia-rahasia di balik
alam ciptaan Allah).
Ada lagi tugas penting itu adalah Al-Islah, yakni memelihara dan menjaga kelestarian alam sesuai dengan maksud Sang Pencipta. Maksudnya adalah untuk kemaslahatan dan kemakmuran manusia, serta tetap terjaganya harmoni kehidupan alam ciptaan Allah.
“Dalam Islam sudah lengkap. Begitu pun peraturanya. Tinggal bagaimana menerapkan secara konsisten, ” kata aktivis lingkungan hidup ini.
BACA JUGA : https://bekasiguide.com/2022/04/10/speechless-di-pelatihan-belajar-ngomong-disabilitas/
Hanya saja, praktik di lapangan banyak ditemui sebaliknya. Bisa karena ke tidak tahuan atau memang minim kepedulian.
Fakta terkait ini seperti jika sisa makanan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah (TPA), maka akan menghasilkan gas metana, zat berbahaya jika menumpuk tak diolah.
Sering TPA yang kebakaran karena konsentrasi gas metana. Salah satunya yang menghebohkan adalah kebakaran dan longsor hebat di TPA Leuwigajah, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 yang disebut sebagai tsunami sampah. Kejadian ini juga menelan korban jiwa yang cukup memperhatikan. Kejadian itu kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. (Chotim)