Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Esai

Pendidikan Era New Normal Dengan Protokol Yang Telah Ditetapkan

×

Pendidikan Era New Normal Dengan Protokol Yang Telah Ditetapkan

Sebarkan artikel ini
Dr. Sarmini, S.Pd.,MM.Pd (Direktur Sekolah Islam Nabilah Batam).

Kurang lebih 2 bulan masyarakat menjalani hidup dengan beberbagai pola yang berubah dalam banyak tatanan normal. Hal ini terkait masa pandemi corona (Covid -19) yang memaksa kita membuat aturan yang berbeda dari kenormalan sebelumnya.

New normal adalah kata yang akhir-akhir ini sering kita dengar. Tatanan atau pola hidup baru setelah dua bulan terakhir masa pandemi covid -19 yang telah mempengaruhi dan mengubah segala sektor, baik ekonomi, pariwisata, pendidikan, transportasi dan segala tatanan dalam masyarakat. Di mana tatanan tersebut tetap harus sesuai protokol untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Masker, cuci tangan dengan sabun, hand sanitizer, physical distancing telah akrab dengan pola hidup kita akhir-akhir ini.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam acara d’Rooftalk yang tayang di detik.com menjelaskan new normal adalah hidup sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah virus Covid-19. Karena itu, jaga jarak hingga menggunakan masker akan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan masyarakat tentang pola hidup normal seperti sediakala seperti sebelum Covid-19 menyerang, memang agak berat untuk sekarang ini. Kondisi yang belum menunjukkan ke arah berakhirnya masa Covid-19 juga masih remang-remang. Terlihat dari masyarakat yang tidak disiplin menjadikan kurve pasien terinfeksi positif tambah menjulang, PSBB yang diberlakukan tidak membuat masyarakat mampu berdiam di dalam rumah, segala regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah seakan tak berpengaruh secara signifikan dalam upaya penanggulangan pencegahan virus ini. Tinggal keprihatinan kita melihat apa yang terjadi di masyarakat, pusat perbelanjaan yang penuh menjelang Idul Fitri merupakan potret nyata bahwa masyarakat seakan tidak peduli lagi.

Seharusnya kita dapat belajar dari sejarah, di mana pernah musabah besar dunia terkait virus yang menghantam dunia. Berdasarkan Majalah Farmasetika (19/5/2020) Skala mengerikan pandemi influenza 1918 yang dikenal sebagai “flu Spanyol” sangat sulit dipahami. Virus ini menginfeksi 500 juta orang di seluruh dunia dan membunuh sekitar 20 juta hingga 50 juta korban, termasuk menyerang Negara kita, Indoensia.

Jumlah kematian ini merupakan jumlah yang lebih banyak dari jumlah prajurit dan warga sipil yang terbunuh selama Perang Dunia I. Berdasarkan sejarah yang ada, diketahui terjadi dalam 3 gelombang sebelum berakhir masa pandemi global, dan gelombang kedua adalah yang paling ganas dan mematikan. Dikutip dari The History membeberkan alasan mengapa gelombang kedua flu Spanyol lebih mematikan dibanding yang pertama.

Sementara pandemi global berlangsung selama dua tahun, sejumlah besar kematian terjadi pada tiga bulan yang paling kejam pada musim gugur 1918. Sejarawan sekarang percaya bahwa keparahan fatal dari “gelombang kedua” flu Spanyol disebabkan oleh virus yang bermutasi yang disebarkan oleh gerakan pasukan perang. ( sumber : https://farmasetika.com/2020/05/19).

Lalu, sekarang bagaimana nasib di berbagai sektor di negeri kita? Sektor perdagangan / ekonomi, transportasi, pendidikan, dan banyak lagi sektor lainnya. Khusus dengan pendidikan kita, apa yang bisa kita lakukan? Siapakah guru, orang tua, peserta didik dan semua warga sekolah untuk menerapkan sistem pembelajaran di masa New Normal ini ? Apa dan bagaimana skenario pendidikan di negeri ini ?

“Sekolah dibuka kembali paling cepat pertengahan Juli 2020, tetapi harus dilihat kondisi pandemi Covid-19 ini. Kami hanya menyiapkan syarat dan prosedur. Terkait kondisi kesehatan dan keamanan terkait pandemi ini, itu ada di Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemdikbud Hamid Muhammad dilansir Kompas.id, Selasa (12/5/2020).

Tahun Pelajaran 2020/2021 tetap dimulai pertengahan Juli 2020, sedangkan pembukaan kembali sekolah menunggu kondisi aman dari dampak Covid-19 sesuai dengan keputusan Gugus Tugas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan. Karena itu, estimasi optimistis sekolah dibuka pada pertengahan Juli sesuai kalender pendidikan, dengan tetap mengacu protokol kesehatan (sumber TribunNews.com).

Menurut Penulis, apabila benar adanya penerapan pembelajaran Tahun Pelajaran Baru 2020/2021 sekolah akan dibuka, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah : Guru, Orang tua siswa dan siswa serta warga sekolah secara keseluruhan harus di edukasi terlebih dahulu regulasi pembelajaran di New Normal. Keresahan ini wajar dan dapat dipahami, timbul karena jangan sampai hal ini akan menjadi bumerang kita sendiri dalam penyebaran Covid-19 karena tidak dapat menjalankan protokol yang ada.

Aturan sekolah pada New Normal terkait pembelajaran yang akan dilaksanakan prosesnya selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung harus jelas. Jumlah dan Formasi Tempat duduk pastinya tidak dapat sama dengan kelas biasanya karena siswa harus menerapkan physical distancing (menjaga jarak). Sedang sekolah juga harus mempersiapkan sarana lebih seperti washtafel tempat cuci tangan. Selain itu dipastikan Proses KBM harus memperhatikan kenyamanan warga sekolah terutama guru dan siswa.

Begitu juga waktu istirahat secara teknis harus di kondisikan siswa tetap menjaga physical distancing. Serta harus diperhatikan jam belajar tidak dapat terlalu lama seperti proses KBM normal/biasa, karena terkait selama KBM harus mengenakan masker dan tidak akan tahan lama anak-anak belajar dengan mengenakan masker, apalagi apabila ruang kelas tidak ada pendingin ruangan dan cuaca panas, maka dapat dibayangkan, betapa kelas tidak kondusif untuk belajar dengan baik. Apalagi jika ada kantin di sekolah, hal ini akan menjadi pekerjaan tambahan guru dan pihak sekolah karena akan memungkinkan tidak terlaksanakannya physical distancing pada saat siswa membeli makanan di kantin.

Ditambah lagi ketika jam pulang, siswa harus dikondisikan tertib dan pulang bertahap sehingga dapat menghidari berdesak-desakan. Karena biasanya apabila siswa mendengar bel pulang, maka berhamburan keluar ruangan dan ini akan menyebabkan tak bisa dihindari interaksi fisik. Dan, masih banyak lagi hal-hal yang perlu dipertimbangkan apabila sekolah diberlakukan buka kembali sedangkan kondisi belum membaik. Hal ini dikhawatirkan akan menambah jumlah pasien terinfeksi positif Covid-19.

Apapun keputusan dari pemerintah nanti maka harus disikapi dengan bijak dan melibatkan banyak pihak terkait sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Plus dan minusnya harus betul-betul diperhatikan dengan demikian regulasi yang akan diterapkan sudah melalui pembahasan dengan baik sebelum diputuskan untuk dilaksanakan.

Wajar dan dapat dipahami semua menunggu keputusan akhir, dengan harapan bahwa New Normal ini menjadi pilihan terbaik kita dan dapat melaksanakan aktivitas dengan tetap melaksanakan protokol yang diberlakukan oleh pemerintah. Tidak bijak apabila egoisme pribadi dikedepankan, karena akan berefek pada banyak orang. Maka masker, hand sanitizer dan physical distancing akan masih menjadi hal yang paling dekat dengan kita beberapa waktu ke depan.

#Semoga Allah SWT segera memperbaiki kondisi Negara tercinta kita dan kita dapat hidup harmonis serta aman dari segala musibah dan bencana, aamiin.

Penulis : Dr. Sarmini, S.Pd.,MM.Pd (Direktur Sekolah Islam Nabilah Batam).

Example 120x600
Esai

Hari Jumat memiliki sejarah termat panjang dalam peradaban manusia. Bahkan, pada zaman jahiliah di negeri Arab, mereka juga mengkhususkan hari Jumat. Tapi mereka merayakannya sebagai hari Al-Arubah, hari menebar kasih sayang.

Esai

Oleh : Imam Trikarsohadi Dalam kehidupan kita sehari…