BISA ke tanah suci Mekah Madinah, itu diyakini banyak misteri. Khususnya dalam hal biaya. Banyak yang mampu secara ekonomi, tetapi ternyata belum dipanggil. Tetapi banyak juga yang tidak mampu, justru dia yang dipanggil duluan bisa ke tanah susi.
Sama seperti inilah yang dialami Pak Slamet, marbot Masjid Al Khoirot DPRD Kota Bekasi, saat mendapat karunia bisa umroh gratis.
Saat doa dan pelepasan, raut Pak Slamet tampak tegang. Usai seusai shalat Ashar berjamaah langsung digelar ratib sederhana. Dia mencoba tenang dengan menyibukkan diri dengan mengatur makanan.
“Saya sama sekali tak menyangka bakal bisa ke tanah suci,” katanya. Haru.
Ketidak percayaan ini begitu lama dipendam. Meski seorang dermawan sudah menyakinkan dengan mengirim koper umroh ke masjid. Tapi, koper itu tak disentuhnya, tak mau segera dibawa pulang.
Pria asli Pekalongan ini sebenarnya maklum dani pantas jika tak segera percaya. Penghasilan sebagai marbot hanya pas pasan buat hidup. Apalagi buat ke tanah suci. Jauh api dipanggang, kata pepatah.
“Siapa sih saya, tak punya apa-apa,” batinnya.
Tapi ketika pengurus DKM ‘memarahi’ barulah tas itu dibawa pulang ke kontrakan. Baju dan perlengkapan ibadah mulai dimasukkan.
Pak Slamet juga mulai berani pulang ke kampung untuk pamit ke orangtua dan saudara saudaranya di kampung. Pamit mau ke tanah suci. Bisa dibayangkan hebohnya.
“Ada dermawan teman saya. Dia ingin mewujudkan impian marbot agar bisa ke tanah suci,. Alhamdulillah,” kata H Rofiudin, Ketua DKM Alkhoirot.
Hari ini, Jumat (12/09/2025), Pak Slamet akan berangkat ke.tanah suci. Dia akan membuktikan bahwa impiannya terwujud. Dia akan sowan kanjeng Nabi. Ah, hebat pak Slamet. Apa sih amalannya, pak?