Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Esai

Khatam Alquran di Madinah

×

Khatam Alquran di Madinah

Sebarkan artikel ini
Chotim Wibowo. (Poto:doc)

BANYAK jamaah masih tertegun, usai mabid di raudhah dan melintas ziarah makam Rasulullah. Sambil berdoa, menengadahkan tangan. Bentuk kerinduan yang baru saja terbayarkan.

Bagi jamaah yang ke Masjid Nabawi memang hal utama adalah ke raudhah dan ke makam Rasulullah. Dua hal ini sangat dirindukan, jauh sebelum mereka berhaji.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Ketika gelombang I datang lebih dulu ke Madinah, maka selalu pertama menyempatkan ke Makam Rasulullah. Menyapa dan mengirim shalawat. Beragam suasana ditemui, namun biasanya jamaah akan menangis meluapkan keharuan bisa ‘bertemu’ dengan makam Rasulullah.

Meski, makam yang hanya tampak sebuah rumah dan dijaga beberapa asykar, Petugas keamanan itu selalu mengingatkan jamaah agar tidak berlebihan ketika menyapa Rasulullah. Khawatir bisa syirik.

“Saya cukup merasakan getaran hati akan kerinduan ini. Menyambungkan shalawat jalan terbaik. Sambil menyaksikan jika makam itu hanya berjarak beberapa meter di depan kita”.

Kecintaan Rasulullah kepada sudah ratusan tahun lalu. Di saat Rasulullah akan wafat pun beliau masih menanyakan kabar kita. Beliau juga menjanjikan akan memberi syafaat, bantuan kepada umatnya yang beriman di yaumil akhir nanti.

Kini kita berada di depan makamnya. Lalu apa yang pantas kita sampaikan?

Sosok mulia Rasulullah memang tak dipungkiri merindukan. Sosok teladan yang membuat kita bisa beriman dan sekarang diberi kesempatan menyampaikan langsung kepada beliau.

Banyak umat yang merindukan bisa berziarah ke Rasulullah. Para penghafal Alquran misalnya, begitu rindu bisa setoran ngaji langsung ke beliau. Mereka mengkhatamkan Alquran di dekat Rasulullah. Mereka murojaah di samping makam Rasulullah.

Maka jangan lewatkan kesempatan ini. Hanya 8 hari kiranya tak lama. Sehingga bertekad bisa sebaik mungkin menumpahkan kerinduan dengan mengkhatamkan Alquran menjadi salah satu niat yang sangat baik.

Dulu, saya mempunyai program setiap habis shalat wajib jamaah di masjid lalu membaca 1 juz minimal. Sehingga, sehari bisa 5 juz atau lebih.

Dalam 8 hari bisa khatam. Insya Allah sebelum berangkat ke Mekah, maka kita sudah ada khataman secara pribadi. Jika ada agenda ziarah lain misalnya, maka tinggal menyesuaikan. Yang penting jangan sampai kurang 5 juz mengaji dalam sehari.

Semoga, Allah memberi kesehatan kepada para calon haji. Allahumma amien.

Bekasi, 06 Mei 2025

Oleh : Chotim Wibowo (IPHI Kota Bekasi)

Example 120x600
Esai

“Wahai Rasulullah, angkat tanganmu berdoalah. Dan aku akan mengangkat gunung Taif ini untuk membinasakan penduduk itu.”

Esai

Saya jadi teringat ayah saya almarhum. Saat itu, beliau sudah kesana-kemari mengajar tentang manasik haji-umroh. Buku manasik yang selalu dibawa dalam tas mengajarnya sudah lusuh. Ayah memang seorang guru dan pendakwah agama.