Seorang pemuda asal Kabupaten Bekasi bernama Febby Febriadi (27) menceritakan pengalamannya saat bekerja menjadi Admin Judi Online di Kamboja.
Febby bercerita, awalnya ia diajak oleh temannya untuk bekerja menjadi Editor di sebuah Hotel Mewah di Kamboja. Namun, setelah sampai di lokasi, ia justru dipaksa menandatangani kontrak kerja sebagai Admin Judi Online.
“Saya berangkat itu bulan Juni tahun 2024, Tapi pas sampe sana kayak ngeliat tempatnya kok udah aneh gitu loh. Gua ngeliat ada ruangan yang banyak komputer tapi di atasnya itu ada CCTV,” kata Febby dikutip Bekasiguide.com, Jumat 18 April 2025.
Selama bekerja, Febby ditugaskan untuk menawari situs judi online milik kantornya. Ia diberi target sebanyak seratus transaksi dalam judi online yang dipasarkannya.
“Target gue satu hari seratus transaksi, Berarti dari misalkan satu orang itu lima kali depo itu, dia itungannya masuk ke lima transaksi. Terus ada juga new deposit. Nah disitu kita minimal banget itu bawa orang buat main dan depo, itu minimal banget satu hari itu 10 orang,” jelasnya.
Dikarenakan hal itu, ia kerap mengalami tekanan psikis akibat target kerja yang berat. Jika ia tidak berhasil mencapai target, ia akan dicaci-maki oleh atasannya.
“Pas kerja disana, kalo misalkan gua ga mencapai target, tekanan mental dengan cara gua dikata-katain, kata-kata hewan semua segala macam itu masuk ke gua. Oke lah dia gak main fisik ke gua tapi mental gua dihajar abis-abisan sama dia,” jelas Febby.
Beberapa bulan berikutnya, ia akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dan membayar denda sebesar Rp. 23 juta agar diperbolehkan pulang ke Indonesia.
“Iya, gue balik dari Kamboja pun langsung ke psikiater. Karena gue ngerasa kayak mental gue bener-bener ancur banget gitu. Ketemu orang pun gue sekarang takut.
Awal gue balik ke Indonesia tuh kan November. Gue ketemu orang pun takut,” ungkapnya.