Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Pemerintah Kabupaten Bekasi terus berupaya mempercepat penurunan angka stunting. Wilayah Kabupaten Bekasi yang terdapat kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, terdapat ribuan pekerja perempuan di dalamnya. Sehingga memiliki resiko potensi stunting apabila tidak diimbangi dengan pengetahuan pencegahan stunting.
Kepala BKKBN, Dr Sundoyo mengungkapkan ibu hamil dan calon pengantin memiliki resiko tinggi terhadap tumbuh kembang anak dalam proses pencegahan stunting. Untuk itu pihaknya menghimbau agar para ibu hamil dan calon pengantin segera memeriksakan kondisi kesehatannya dan melakukan imunisasi dasar.
“Penanganan stunting menjadi terlambat apabila bayi sudah lahir. Oleh karena itu, penting bagi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan asupan makanan bergizi bagi ibu hamil dan calon pengantin,” ucap Sundoyo si Cikarang Utara, Kamis, 17 Oktober 2024.
Dikatakan Sundoyo, setelah bayi lahir pemberian asi eksklusif dan imunisasi juga diperlukan sebagai upaya menjaga tumbuh kembang anak. Dan jika bayi sudah berumur lebih dari enam bulan, para orangtua diwajibkan menjaga asupan makanan bergizi yang seimbang.
“Apabila anak sulit makan, terus diupayakan agar pola makannya baik. Terakhir air bersih dan sanitasi lingkungan juga turut mempengaruhi,” terangnya.
Terpisah, Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi mengatakan selain ibu hamil dan calon pengantin, remaja putri juga memiliki resiko terhadap potensi stunting. Pendeteksian dini sangat diperlukan, terutama pemeriksaan kandungan bagi remaja-remaja putri. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan kandungan secara rutin juga sangat diperlukan.
“Nanti saya akan mulai melalui dinas kesehatan ke rumah sakti jadi mungkin harus deteksi lewat USG. Dan harus kita wajibkan itu. Kalau bisa kita upayakan deteksi sedini mungkin pada saat masa hamil, termasuk juga remaja putri, kita lihat tumbuh kembangnya anak-anak remaja kita di sekolah, untuk benar-benar menyelamatkan generasi kita,” kata Dedy.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang diperolehnya, lanjut Dedy, pravelensi stunting di Kabupaten Bekasi setiap tahunnya semakin menurun. Pada tahun 2022 terjadi penurunan 1,6 persen dan tahun 2023 menjadi 1,3 persen. Kolaborasi antar stakeholder dalam upaya pencegahan sunting di Kabupaten Bekasi terus digalakkan.
“Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan dukungan berbagai stakeholder terus berusaha agar di tahun 2024 ini prevalensi stunting bisa semakin menurun dan mencapai target zero stunting,” tandasnya.