Kabupaten Bekasi mengalami deflasi. Deflasi atau penurunan harga barang itu terjadi sejak dua bulan terakhir yang disebabkan oleh stok beberapa barang pokok melimpah uang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti mengatakan kondisi itu membuat Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kabupaten Bekasi lebih rendah dari Provinsi Jawa Barat.
“Ternyata stok yang masuk tidak sebanding dengan permintaan artinya suplainya lebih tinggi dari pada demain ternyata mengakibatkan harga hampir 80% harga dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET),” ucap Helmi di Tambun Selatan, Rabu, 02 Oktober 2024.
Guna menekan deflasi, pihaknya telah melakukan beberapa langkah kongkrit dengan memetakan faktor-faktor yang mendukung terjadinya deflasi. Yakni menyetop pasokan barang pada daerah-daerah yang telah bekerjasama dengan Pemkab Bekasi.
“Ini sudah kita lakukan satu minggu ini mudah-mudahan harga mulai menanjak menaik ke normal kembali,” terangnya.
Dilansir data BPS Kabupaten Bekasi, IPH Kabupaten Bekasi mengalami deflasi sejak minggu keempat bulan Agustus hingga minggu ketiga di bulan September 2024 dengan diangka -3,6. Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga melenceng jauh dari HET adalah cabai rawit, yang normalnya Rp 57.000 perkilogram, kini merosot turun mencapai Rp 30.000 perkilogram. Selain itu daging ayam dengan HET dikisaran harga Rp 40.000 perkilogram sempat turun hingga Rp 30.000 perkilogram, dan cabai merah yang normalnya Rp 45.000 perkilogram mengalami penurunan hingga Rp 25.000 perkilogramnya. Helmi mengklaim, kondisi harga pada komoditas diatas tersebut mulai berangsur perlahan mengalami kenaikan harga lebih dari 10 persen.
“Setelah ini kita analisis kemudian rencana aksi yang kita lakukan ini adalah kita berkordinasi dengan pemerintah daerah yang sudah berkerjasama dengan kita seperti Garut dan Subang agar menyetop atau mengurangi pasokan seperti daging ayam yang dikirim ke Kabupaten Bekasi. Kalo untuk Garut bahan pokok seperti cabai-cabai dikurangi sehingga agar harga kembali mendekati dibawah harga HET,” terang Helmi.
Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi mengungkapkan pemantauan tim pengendalian inflasi ini guna antisipasi kelangkaan barang dan kenaikan harga kebutuhan barang pokok menjelang natal dan tahun baru (nataru). Berdasarkan hasil pemantauan, kondisi delfasi mulai berangsur-angsur normal. Kendati demikian, Dedy menemukan beberapa barang yang mengalami kenaikan harga diatas HET, diantaranya minyak non subsidi dan bawang putih. Ke depan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan di pasar-pasar lainnya hingga Desember 2024 mendatang.
“Tadi di Pasar Tambun Selatan saya sudah memantau terkait dengan harga-harga kebutuhan pokok dan lainnya. Alhamdulillah saat ini masih dalam kondisi normal terkendali dan juga rata-rata masih dibawah harga eceran tertinggi (HET) paling ada sebagian dari barang-barang dari kebutuhan tertentu seperti bawang putih karena dia impor dan yang lainnya masih dibawah. Kita memastikan juga tetap terjaga baik itu dari kelangkaan nya maupun juga dengan harga ataupun masih bisa kita pantau tadi yang mana harganya masih normal,”tandas Dedy.