Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi mencatat realisasi Belanja Tidak Terduga (BTT) tahun 2024 mencapai Rp 8 miliar dari RP 17 miliar hingga Rabu (18/9). BTT itu diperuntukan untuk penanganan bencana kekeringan sejak ditetapkan status Tanggap Darurat Bencana (TDB) pada 30 Agustus lalu.
“Kalau serapan anggaran alokasi BTT dari anggaran Rp17 miliar terserap Rp8 miliar sekian miliar yang sudah di proses dan yang paling besar itu untuk proses normalisasi kali karena untuk menurunkan alat berat dan untuk melakukan pengerukan-pengerukan sendimentasi,” ucap Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Jaoharul Alam di Cikarang Selatan, Jumat, 20 September 2024.
Hasil rapat evaluasi Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pemerintah Kabupaten Bekasi memutuskan untuk memperpanjang TDB hingga 26 September mendatang.
Keputusan perpanjangan TDB ini diambil karena pekerjaan normalisasi yang masih membutuhkan waktu serta biaya tambahan dan kondisi curah hujan yang masih minim sehingga belum dapat mencukupi kebutuhan sebagian masyarakat.
“Dan dari hari ke hari dengan adanya normalisasi sungai itu, daerah daerah yang terdampak kekeringan mulai makin berkurang, kemudian desa-desa yang kekurangan air bersih juga sudah kita coba mengurangi bebannya dengan bantuan air bersih,” tambahnya.
Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Bekasi per (18/9) lalu, sebanyak 2.426.446 juta liter air bersih telah disalurkan. Namun sebanyak 108.505 masyarakat masih terdampak tersebar di 12 Kecamatan 44 Desa.
Sedangkan lahan pertanian terdampak kekeringan seluas 2.026 hektar dari luas penanaman 19.836 hektare. Sebaran persawahan terdampak itu di 11 Kecamatan 43 Desa.
Menurutnya, normalisasi ini sudah mulai dirasakan sebagian petani di wilayah Utara Kabupaten Bekasi.
“Awalnya kan para petani ini pesimis tidak bisa melakukan tanam padi di lahannya masing-masing. setelah dilakukan normalisasi dan air sudah mulai mengalir ke daerah-daerah pertanian sehingga mereka juga sudah mulai menanam kembali,” terangnya.
Dengan diperpanjangnya TDB ini, pihaknya akan terus berusaha memaksimalkan normalisasi sungai dan saluran sekunder yang menjadi tumpuan para petani agar tidak terjadi banjir saat musim penghujan dan meminimalisir kekeringan saat musim kemarau di tahun mendatang.
“Kita terus lakukan langkah-langkah baik itu normalisasi kali maupun upaya upaya pemberian pompa-pompa ya untuk mengalirkan air ke daerah pertanian,” tandasnya.