Rencana Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat, berencana akan melaunching Buy The Service (BTS) atau BisKita rute Vida Bantargebang-Summarecon Kota Bekasi dalam waktu dekat ini.
Dengan alih-alih memperkuat konektivitas moda transportasi darat yang berbasis kepada angkutan massal, sejumlah penolakan pun mulai bermunculan.
Dwi, pengusaha Angkutan Kota (Angkot) K-11 menegaskan penolakannya terhadap rencana BisKita dengan konsep BTS tersebut.
Menurut dia, dengan masuknya BisKita tersebut, seharusnya baik Pemkot maupun Dishub Kota Bekasi bisa berkoordinasi dengan kami para pengusaha K-11.
“Inikan masalahnya tidak ada koordinasinya. Karena semuanya berkaitan dengan trayek, penumpang, penghasilan dan sebagainya,” tegas Dwi, Senin 26 Februari 2024.
Dwi mengatakan, dengan adanya rencana BisKita menggunakan trayek tersebut, bukan memberikan solusi bagi para pengusaha Angkot K-11 disini.
“Minimal mereka bisa memberikan solusi kepada kami, bukan malah mengambil trayek kami tanpa koordinasi dan kami pun keberatan sekali, tolong dipikirkanlah nasib para supir dan lainnya,” tambahnya.
“Pastinya hal ini akan berpengaruh kepada pengasilan kami, ya boleh dibilang kami jadi kembang-kempislah, belum lagi penumpang yang menurun jumlahnya,” ungkapnya sambil mengerutkan dahi.
Ia mengatakan, terkait rencana kehadiran BisKita yang menggunakan trayek angkot K-11 jurusan Bis Bantargebang-Summarecon Bekasi, pihaknya merasa keberatan.
Ia pun menjelaskan, dengan kondisi saat ini dimana jumlah penumpang yang mulai berkurang, sudah dapat dipastikan jumlah setoran dan biaya lainnya dari para pemilik angkot K-11 pun juga berkurang.
“Sudah pasti berkurang semuanya mas, apalagi ditambah dengan kehadiran BisKita ini, jumlah setoran dan sebagainya juga pasti berkurang, belum lagi jumlah penumpang yang berkurang,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Angkot K-11 Kota Bekasi, Simanjutak menuturkan, akan tetap memperjuangkan seluruh anggotanya terutama hak para pengusaha dan supir K-11.
“Kami menolak keberadaan mereka, karena kami sudah ada selama 40 tahun lebih. Tetap solid dan bersatu,” tuturnya.
Simanjuntak juga berharap kepada Pemerintah untuk memperhatikan keberadaan pengusaha dan supir angkot tersebut.
“Tolong Pemerintah memperjuangkan nasib kami, minimal dengan memberikan solusi. Jadi, jangan terkesan mereka masuk semaunya saja, tidak ada koordinasinya dengan para pengusaha, supir dan pengurus trayeknya,” paparnya.
Maryadi supir K-11 mengungkapkan, sebelum rencana BisKita dilaunching, kehadiran TransPatriot Bekasi juga membuat resah, khususnya dari sisi penghasilan sebagai supir angkot.
“Kami kan selama ini biasanya penumpang berasal dari PT, sekolah, kalau ditambah kehadirian BisKita akan mengurangi jumlah penghasilan kami,” keluhnya.