Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Eskalator Stasiun Bekasi 100 Hari Rusak, Pengguna KRL Aksi Protes

×

Eskalator Stasiun Bekasi 100 Hari Rusak, Pengguna KRL Aksi Protes

Sebarkan artikel ini

Puluhan Pengguna Commuter Line berpakaian hitam memperingati hari 100 hari rusaknya eskalator di Stasiun Bekasi pada Rabu (31/1/2024) malam.

Dalam aksinya, puluhan pengguna KRL itu menggelar aksi tabur bunga dan membawa batu nisan bertuliskan ‘RIP ESKALATOR STASIUN BEKASI. Lahir 2022, Wafat Oktober 2023’.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Pengguna KRL Berlian Idris, mengatakan aksi ini merupakan bentuk protes mereka karena pihak KAI dinilai tidak bisa meningkatkan atau menjaga kualitas terhadap fasilitas publik yang ada di stasiun.

“Kami tadi membawa karangan bunga, kemudian ada makam, tadi teman-teman juga tabur bunga, kita berdoa di sana. Kita mendoakan supaya KAI diberikan kekuatan untuk segera menghidupkan kembali eskalator yang mati ini. Itu adalah pesan dari aksi kita hari ini,” katanya.

Berlian mengungkapkan, sebagai pengguna KRL ia merasa kesulitan jika eskalator mengalami kerusakan. Terlebih, untuk penumpang yang membawa barang bawaan berat seperti koper, tentu itu akan lebih menyulitkan mereka.

“Oh sulit sekali tadi saya turun, saya membantu membawakan dua koper untuk commuter yang membawa barang. Jadi eskalator ini penting. Tentu tidak semua orang memiliki fisik yang kuat. Mereka perlu ada bantu utk memudahkan perjalanan mereka,” jelasnya.

Sementara itu, pengguna KRL lain, Mega Utami mengatakan ia sudah sering mengajukan komplain ke pihak KAI namun proses perbaikan tidak juga dilaksanakan.

“Komplain udah sering ya, cuma sampai saat ini mereka hanya menginformasikan akan segera memperbaiki, cuma belum tahu diperbaikinya kapan,” tutupnya.

Example 120x600
Peristiwa

“Setelah tau istri saya teriak-teriak. Terus saya bangun nyariin istri sama anak, tapi kan posisi gelap mas, udah rubuh itu, saya bongkarin itu puing, kan gak kuat ke urug separuh badan, saya bongkarin dulu sambil nangis, baru bisa diajak keluar terus buka pintu, saya teriak minta tolong,” tutur Sumardi di rumahnya di Kampung Buwek, Kamis, 06 Februari 2025.