Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Esai

Demonstran Bijak

×

Demonstran Bijak

Sebarkan artikel ini
Imam Trikarsohadi (Pemimpin Redaksi)

Demonstrasi di negara dengan sistem demokrasi seperti Indonesia merupakan hal yang lumrah. Cara itu sudah sangat lazim digunakan sebagai instrumen untuk mengkomunikasikan sesuatu atau menyampaikan aspirasi. Pasca keruntuhan Orde Baru, demonstrasi seperti menjadi peristiwa rutin.

Memang tak bisa dimungkiri bahwa demonstrasi merupakan salah satu bentuk sikap kritis terhadap kebijakan dan/ atau bakal kebijakan pemerintah yang dinilai tidak rasional.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Apa boleh buat, aksi demonstrasi di negeri ini dianggap sebagai salah satu refleksi dari proses demokrasi karena demokrasi menghendaki adanya partisipasi masyarakat untuk mengawal jalannya pemerintahan sehingga aksi tersebut dilakukan untuk menunjukkan suatu kebebasan berekspresi dan menyampaikan gagasan. Meski dalam beberapa peristiwa, demonstrasi terkadang dijadikan alat untuk memaksakan kehendak dari sekelompok orang terhadap otoritas tertentu, terlepas dari valid atau tidaknya tuntutan mereka tersebut.

Dalam sistem demokrasi seperti di Indonesia, demonstrasi juga menjadi  ekspresi nyata dari sebuah kebebasan berpendapat, menyampaikan aspirasi dan kritikan terhadap suatu kebijakan yang disertai niat menegakkan keadilan membela kebenaran. Sebab itu, ada baiknya jika demonstrasi dilakukan  sebagai  sikap kritis dengan cara-cara yang intelek, elegan, dan bijaksana.

Para demonstran semestinya memegang teguh prinsip etis sesuai norma dan memahami akar permasalahan, sekaligus diikuti dengan pernyataan solutif sebagai masukan dan saran atas kekurangan/kekeliruan yang terjadi,  karena kritikan tanpa saran konstruktif bagaikan sebuah teori yang tak didukung oleh data dan dalil ilmiah yang valid.

Menyatakan kebebasan berpendapat mestinya juga berlandaskan pada nilai-nilai religius dan etika budaya bangsa serta taat peraturan hukum, sehingga dalam melakukan aksi tersebut tidak menimbulkan kerusakan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Demonstrasi dalam sistem demokrasi, tentu,  bukanlah sesuatu yang keliru,  karena itulah sebuah konsekuensi atas pilahan dan kesepakatan kita yang telanjur menganut sistem demokrasi, dimana  setiap orang dijamin oleh konstitusi untuk bebas berpendapat dan mengkritisi sesuatu, termasuk kebijakan presiden sekalipun.

Yang mesti diingat bersama-sama adalah bahwa kebebasan berpendapat dan mengkritisi sesuatu bukan berarti dengan semena-mena menghujat dan/ atau  memaki tanpa batas-batas etika dan kesopanan. Bukan pula dengan mengatasnamakan demokrasi lalu melakukan aksi anarkistis dengan merusak fasilatas umum dan mengganggu ketertiban lalu lintas seraya meninju langit sambil  meneriakkan kebenaran dan keadilan.

Dari berbagai aksi demonstrasi, setidaknya ada tiga tipe peserta demo,  pertama;  mereka  yang benar-benar ingin menyuarakan pendapat, kedua; mereka yang ikut berdemo hanya ikut-ikutan saja tanpa mengetahui, apalagi  memahami persoalan yang sedang di demokan. Pokoknya ikut demo lalu di update di media sosial guna memamerkan bahwa ia ikut demo. Ketiga; mereka yang berenergi negatif, dan ikut demo untuk hasrat bertindak   anarkis, provokatif, serta gemar melakukan perusakan pelbagai fasilitas penting, sehingga terkadang memancing emosi pihak berwewenang dan memicu bentrokan.

baca juga : https://bekasiguide.com/2022/04/10/nilai-agung/

Maka, penting memahami dan melaksanakan  etika dan tata cara demonstrasi yang baik dalam kebebasan bersuara. Caranya; pahami apa yang akan dan/ atau sedang didemokan. Ini penting agar peserta demo tahu : apa, siapa, kapan dan bagaimana persoalan itu perlu didemokan.

Jadilah demonstran yang bijak. Jangan pula takut untuk menegakkan keadilan, Indonesia akan maju apabila rakyatnya pintar dan bijak dalam menghadapi tiap persoalan yang muncul. (Imam Trikarsohadi – Pemimpin Redaksi)

Example 120x600
Esai

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad)

Esai

Bagi umat Muslim, bulan suci Ramadhan adalah momentum yang sangat dinantikan. Sebab sekaligus memperbaiki spiritual, mental, moral, dan perilaku sosial pada bulan yang penuh ampunan dari Yang Mahakuasa dengan rahmat yang diberikan-Nya.

Esai

Artinya, setiap partai politik atau gabungan parpol dapat mengajukan calon presiden dan wakil presiden tanpa harus memenuhi syarat persentase ambang batas. Menurut Mahkamah Konstitusi upaya ini untuk menghilangkan dominasi partai politik yang selama ini terjadi.

Esai

Dari fakta Pilkada serentak 2024, ada beberapa situasi yang menunjukan bahwa masyarakat mulai tak bergairah lagi dengan fakta semakin banyaknya warga yang tidak hadir di tempat pemungutan suara.

Esai

Kepemimpinan semacam inilah yang akan diterapkan Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie yakni; kolaborasi dalam membangun Jawa Barat kedepan, atau oleh masyarakat Jawa Barat di kenal dengan prinsip silih asah, silih asih, silih asuh.