Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Politik

Ada Ketidakadilan, Ahmad Syaikhu: Tunda Kenaikan Tarif Jalan Tol

×

Ada Ketidakadilan, Ahmad Syaikhu: Tunda Kenaikan Tarif Jalan Tol

Sebarkan artikel ini
Anggota DPR RI Komisi V F-PKS, H. Ahmad Syaikhu. (Poto:dok)

BEKASI- Rencana pemerintah menaikkan tarif jalan tol mendapat tanggapan dari Anggota Komisi V F-PKS Ahmad Syaikhu. Menurutnya, ada ketidakadilan terkait kebijakan tersebut, sehingga kenaikan tersebut harus ditunda.

Syaikhu menyoroti besaran kenaikan mengacu pada  Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 1231/KPTS /M/2019. Berdasarkan ini, kenaikan tarif tol akan berdampak pada pengusaha kecil dan menengah (UMKM).

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

“Ini tidak adil. Kenaikan tarif tol harus ditunda karena yang terkena dampak paling besar adalah UMKM,” kata Syaikhu.

Merujuk pada Kepmen PUPR di atas, tarif tol mengalami penyederhanaan menjadi 3 golongan dan ada penyesuaian tarif, yakni:

1. Golongan I : Rp.10.000,-

2. Golongan II (2019) : Rp. 15.000,-

3. Golongan III (2019): Rp. 17.000,-

Tarif Golongan II (2017) mengalami kenaikan hingga 30,43% sedangkan golongan yang lain (selain Golongan I) mengalami penurunan. Padahal,  pemilik kendaraan jenis ini di dominasi oleh pengusaha kecil dan menengah (UMKM).

Berbeda dengan kendaraan niaga Golongan IV (2017) dan V (2017) (sekarang menjadi Golongan III (2019) yangyang mayoritas dimiliki oleh korporasi.

Terakhir tarif tol ini mengalami kenaikan pada Desember 2017. Apabila dibandingkan dengan tarif yang lalu, maka golongan I mengalami kenaikan sebesar 5,26%, Golongan II (2017) naik sebesar 30,43%, Golongan III (2017) turun sebesar3,22% (sekarang menjadi Golongan II (2019)), Golongan IV (2017) turun sebesar 10,52% (sekarang menjadi Golongan III (2019), Golongan V (2017) turun sebesar 26,09% (sekarang menjadi Golongan III (2019).

Sesuai aturan yang tercantum dalam UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan, evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan 2 tahun sekali. Pemerintah melalui Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) akan memberlakukan penyesuaian tarif tol dalam kota baru untuk ruas Tol Cawang-Tomang-Pluit dan Cawang-Tanjung Priok-Ancol Timur-Jembatan Tiga/Pluit.

Selain tidak adil terhadap pengguna jalan tol Golongan II (2017), Syaikhu juga mengkritisi kenaikan yang mencapai 30,43%. Sebab, itu melanggar Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah  Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.

Jika tetap dinaikkan, pemerintah harus tetap berpedoman kepada Pasal 48 ayat (3) UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, pasal 67 dimana penyesuaian tarif tol harus ditetapkan berdasarkan laju inflasi. Dan juga memastikan Standar Pelayanan Minimum (SPM) terpenuhi dengan memperhatikan kepuasan pelanggan pengguna tol.

Berdasarkan inflasi 2018 dan 2019, dengan asumsi SPM terpenuhi, maka seharusnya kenaikan tidak melebihi 4% dari tarif sebelumnya. Sesuai Pasal 48 ayat (1), Tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna Jalan, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan investasi.

“Melihat segala persoalan di atas, Ditambah daya beli masyarakat yang masih lemah, pemerintah sudah seharusnya menunda kenaikan tarif  jalan tol,” pungkas Syaikhu yang berasal dari Dapil VII Jabar yang meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang dan Kabupaten Purwakarta. (Bams)

Example 120x600
Politik

“Saya dulu pecinta motor, khususnya sepeda motor jenis RX King. Jadi, saat ketemu adik adik sekalian di komunitas RNB ini, saya berasa muda lagi. Terimakasih saya sudah bisa berjumpa dengan seluruh adik-adik semua hari ini. Saya sebutnya adik adik ya karena masih muda-muda semua,” ucapnya pada Minggu, 08 September 2024.

Politik

“Izinkan saya menyampaikan permohonan maaf, Bang Heri Koswara tidak bisa hadir, karena ada acara wajib di Bandung yang tidak bisa ditinggalkan, padahal saya tahu banget, beliau sangat ingin hadir di sini,” ucapnya saat membuka Turnamen Heri Koswara Cup 2024, Sabtu, 07 September 2024 pagi.