BEKASI- Memasuki musim penghujan, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi mengklaim titik rawan banjir di Kota Bekasi terus menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Dinas BMSDA Arief Maulana mengatakan, saat ini ada 36 titik rawan banjir yang ada di Kota Bekasi.
“Rawan banjir dari data ada 36 titik, tapi setelah kami evaluasi, kami cek ternyata Kini tinggal 30, dan turun dari tahun sebelumnya diangka 48 titik” kata Arief, Selasa (5/11/2019).
Ia menjelaskan, 30 titik yang rawan diantaranya di wilayah pondok gede, bekasi utara dan juga di daerah daerah perbatasan dengan kota bekasi.
Berkurangnya titik rawan banjir di Kota Bekasi merupakan hasil dari persiapan yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi yang sudah berusaha menggerakan fungsinya.
“Melakukan pengerjaan normalisasi di kali dan saluran-saluran mikro yang ada di dalam lingkungan serta melibatkan masyarakat melalui kegiatan K3 setiap hari sabtu membersihkan saluran,” ujar Arief.
Selain itu, adanya tandon-tandon air di beberapa titik di wilayah Kota Bekasi menurutnya ikut berdampak langsung terhadap menurunnya angka titik banjir di Kota Bekasi.
Pria yang khas dengan logat parahyangan ini pun meminta kepada seluruh stakeholder terkait baik itu jajararan Dinas BMSDA, masyarakat dan semua perusahaan ikut terlibat aktif untuk mengguranggi dampak banjir di musim penghujan.
Untuk perusahaan, Arief meminta agar setiap perusahaan taat terhadap aturan pembuangan limbah. Hal ini penting kata pria berkacamata ini, karena dengan pembuangan limbah sesuai prosedur akan sangat mengguranggi volume banjir saat musim penghujan.
“Kalau belum bisa bantu Coorporite Social Responsobility (CSR) kami harap semua perusahaan taat dan mematuhi aturan terkait pembuangan limbah produksinya,” jelasnya.
Selain perusahaan, peran aktif masyarakat lanjut Arief menjadi bagian penting untuk mengguranggi dampak banjir di lingkungan.
Dirinya pun meminta agar budaya gotong royong di masyarakat bisa kembali di galakan. Adanya gotong royong selain menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, kata Arief ada nilai kebersamaannya dalam proses kegiataan gotong royong tersebut
“Partisipasi masyarakat tentunya sangat kami harapkan agar peduli dan mau membenahi setiap persoalan lingkungan, semisal memperbaiki saluran yang mampet dengan bergotong royong,” bebernya. (MAN)