BEKASI- Sehubungan dengan arahan Ketua Umum dan Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuda Demokrat Indonesia melakukan konsolidasi internal (Pertemuan Perdana DPP) sekaligus menjalin tali silaturahmi lewat acara buka puasa bersama di Rumah Makan Pondok Indah Raya, Jl. Wibawa Mukti II No.3 RT/, RW/5, Kec. Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (18/5).
Ketua Umum Pemuda Demokrat Indonesia, Fandi Utomo mengatakan, selain melakukan konsolidasi, Pemuda Demokrat Indonesia juga memantapkan agenda penting Pemuda Demokrat terutamanya tentang ideologi Pancasila dan Marhaenisme. Sebab, hal itu belum sepenuhnya tersuplementasikan.
“Maka dari itu, Pemuda Demokrat Indonesia memikirkan hal itu, khususnya nanti menyabut hasil pada tanggal 22 Mei. Kita tidak ingin ada dualisme kepemimpinan seperti di Venezuela, dimana Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai Presiden namun Nicolas Maduro sudah lebih dulu dilantik sebagai Presiden yang sah berdasarkan konstitusi di negara warisan Hugo Chavez tersebut,” terangnya kepada awak media pada Sabtu (18/05).
Saat ini, lanjutnya, kita juga sedang melakukan perekrutan anggota baru sesuai rekam jejak yang baik. “Kita juga menghimbau kepada seluruh jajaran pengurus dengan harapan memberikan kontribusi yang baik, baik buat Pemuda Demokrat Indonesia, masyarakat dan Negara.
“Momentum 2020 nanti, kita akan mencoba memberi kontribusi buat ketenagakerjaan, revolusi industri yang berdampak pada sosial dan ekonomi budaya. Kesatuan, ketahan maupun amanat UUD 45 akan kita prioritaskan,” terangnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua DPP Pemuda Demokrat, King Vidor, mengatakan kita baru dibentuk DPP, ini masih konsolidasi awal setelah terbentuknya.
“Kami pernah di injak, digilas dilebur jadi debu. Tapi kami tetap ada. Dan sekarang kami siap mengawal bangsa (NKRI) ini menjadi mercusuar dunia,” papar King yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPC Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bekasi dengan tegas.
Semetara, Handoko, Sekjen Projo turut mengatakan bahwa proses Pemilu jangan lagi membawa kita mundur didalam berdemokrasi. “Kami sangat mengupayakan marwah demokrasi tetap terjaga. Kita juga sangat menyayangi konflik yang terjadi di internal para elit,” pungkasnya.
Adapun jajaran pengurus yang hadir di antaranya, Farhan, Gandung, Iwan Hendrawan, Fandi Utomo, Ogi, King Vidor PM, Nyimas Sakuntala Dewi, Danny Ramang, Cahyo, Zhasa, Emil T, Angga Sukmara, Handoko, Rudolfus Paskalis Daga Tanga, Jan Prince Permata, Ulung, Deden M Fatih, Kori Kurniawan, Aswiandi, Rudi S, Anna, Timbul Siahaan dan yang lainnya.
Pemuda Demokrat Indonesia didirikan pada tanggal 31 Mei 1947 di Solo oleh tokoh-tokoh yang berjiwa nasionalis dengan semangat kebangsaan yaitu Mohammad Isnaeni, Maridi Daukusumo, Slamet Joyowijaya, Suyatso dan Subagiorekso, dengan berasaskan Sosio-Nasional Demokrasi bersifat terbuka anti kapitalisme, imperialisme, kolonialisme dan feodalisme. (tnc/gib)