Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Korban Pelecehan Seksual oleh Guru Ngaji di Bekasi Buka Suara

×

Korban Pelecehan Seksual oleh Guru Ngaji di Bekasi Buka Suara

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi pelecehan seksual. (Image : Istimewa)

Satu persatu korban pelecehan seksual di tempat pengajian Al Qona’ah, Desa Karangmukti, Kecamatan Karangbahagia Kabupaten Bekasi mulai buka suara.

Pada Jumat (4/10), Satuan Reskrim Polres Metro Bekasi berhasil mengungkap 1 korban dari daftar absensi tempat pengajian. Hingga saat ini terdapat 5 korban pelecehan seksual yang dilakukan Sudin bersama anaknya Muhammad Hadi Sopyan (MHS).

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Sang Ngurah Wiratama mengatakan korban berinisial N (15). Korban mengalami pelecehan seksual oleh MHS anak dari Sudin yang berprofesi sebagai guru mengaji.

Pengungkapan korban ini, merupakan hasil pemeriksaan dan trauma healing yang dilakukan secara intensif.

“Modusnya ini agak menarik karna baru. MHS ini memanggil korban ke ruangannya dengan alasan bahwa si korban ini belum lancar dalam mengaji. Jadi dipanggil ke ruangan diajak berbicara hingga terjadi pelecehan dipegang bagian-bagian yang sensitif. Kemudian korban juga mendapatkan perlakuan yang kurang baik, badannya ditindih kemudian dicium,” terang Wiratama dikutip bekasiguide.com pada Sabtu, 05 Oktober 2024.

Dari hasil keterangan korban, kejadian pelecehan seksual yang dilakukan oleh MHS itu tidak berlanjut karena korban berusaha melawan dan hanya terjadi sekali. Dan membuat korban enggan kembali mengikuti pengajian itu paska kejadian yang dialaminya.

“Yang bersangkutan (korban) sudah mendapatkan trauma healing kita datangi, bahkan kita juga melakukan pemeriksaan ke rumahnya. Kemudian dari kepala desa meyakinkan yg bersangkutan sehingga yang bersangkutan berani mengungkapkan kejadian ini secara dalam dan detail,” ucapnya.

Saat ini, sedikitnya sudah 10 saksi yang diperiksa oleh polisi guna mengungkap tabir pelecehan seksual yang dilakukan guru ngaji di tempat pengajian Al Qona’ah.

“Korban bertambah terus. Saat ini sudah 5. Jadi pengakuan MHS memang hanya 2 orang, tapi ternyata perhari ini bertambah,” kata Wiratama.

Dari hasil pemeriksaan, kedua pelaku baru mengetahui, bahwa sama-sama melakukan pelecehan seksual terhadap para siswi di tempat pengajiannya. Keduanya mengakui melakukan tindakan bejat itu karena adanya kesempatan.

“Makanya kami dalami kami tanya, mereka tuh sama-sama tidak tahu, mereka tahunya setelah kejadian. Oh ternyata bapak dan anak melakukan hal yang sama. Kira-kira seperti itu,” imbuhnya.

Wira menceritakan, bahwa sebelum dibangunnya tempat pengajian berfasilitas pesantren ini, Sudin juga mengajar ngaji secara berkeliling ke rumah-rumah sejak tahun 2020.

“Kemudian ada yang minta mengaji di rumah, lama-lama jadi banyak, lama-lama menginap dan jadilah tempat pengajian di rumah pelaku,” katanya.

Saat ini kelima korban tengah dalam proses trauma healing agar kedepan tidak takut untuk kembali belajar agama ditempat yang berbeda.

Dari kejadian ini, Polres Metro Bekasi melakukan upaya penyuluhan dan sosialisasi ke tempat-tempat yang berkegiatan keagamaan. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terulang ditempat yang berbeda.

“Tempat pengajiannya masih kita tutup, masih di police line, dari polsek masih mengawasi tempat tersebut. Masih dalam pengawasan,” tandas Wiratama.

Example 120x600
Peristiwa

“Peristiwa Pencabulan ini memang sudah dilaksanakan oleh pelaku beberapa kali, Kurang lebih 3-4 kali. Peristiwa Pencabulan terhadap korban dilaksanakan dari sekitar tahun 2023, 2024 dan 2025,” kata Kapolres dikutip Bekasiguide.com, Rabu 9 Juli 2025.