Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

Kekurangan Meja dan Kursi, Siswa USB SMP 62 Kota Bekasi Terpaksa Belajar Lesehan

×

Kekurangan Meja dan Kursi, Siswa USB SMP 62 Kota Bekasi Terpaksa Belajar Lesehan

Sebarkan artikel ini
Kondisi siswa Kelas 8B di USB SMP 62 Kota Bekasi Yang Belajar Lesehan

Sejumlah pelajar di USB SMP 62 Kota Bekasi harus menjalani proses belajar sambil duduk di lantai. Hal ini terjadi karena sekolah tersebut belum mendapat pengadaan meja dan kursi dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

PLH USB SMP 62 Kota Bekasi, Deni Permadi menyampaikan bahwa kekurangan ini telah terjadi sejak awal tahun 2025. Saat itu, sekolah mulai membuka penerimaan murid baru, sehingga ketersediaan bangku dan meja kurang.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

“Sejak awal tahun ini aja. Kan kemarin kan masih tercover. Karena kemarin baru ada kelas 8. Kalau sekarang udah ada kelas 9. Ya artinya itu. Itu juga kita nunggu. Itu kursi juga ada yang hibah dari SD,” kata Deni dikutip Bekasiguide.com, Rabu 8 Oktober 2025.

Namun, hingga saat ini kondisi tersebut belum membaik. Sebagian dari orangtua siswa banyak yang mengajukan komplain
kepada pihak sekolah karena anaknya harus belajar di lantai.

“Bahkan sebagian juga orang tua ada yang komplain, kenapa anak saya ga dapet kursi? Anak capek gitu ya. Kita tinggal menguatkan aja. Ya sudah sabar. Kalau misalnya ada yang ekstrim lagi ya saya giniin kenapa anak bapak bawa ke sini? Kondisinya seperti begini. Kalau itu ya sekarang bapak yang mencari anak itu menuntut ilmunya apa fasilitasnya,” jelasnya.

Tak hanya perabotan, Deni menjelaskan bahwa ruang kelas di USB 62 Kota Bekasi juga mengalami kerusakan. Atap ruang kelas yang ditempati siswa nyaris ambruk bahkan sudah ada yang bolong.

“Ya, mudah-mudahan, secepatnya pemerintah akan membangun. Karena kondisinya ini sudah beberapa kali roboh juga sih, ambrol seperti atap tadi itu, hampir 3-4 kali lah. Pertama ruangan guru, ruangan siswa, dan ini juga. Tapi alhamdulillahnya, pas saat ambruk, sekolah libur, kedua lagi di luar anak-anak, dan ketiga pada saat malam,” jelasnya.

Deni berharap ada perhatian dari pemerintah setempat untuk menambah fasilitas meja dan kursi serta percepatan pembangunan sekolah agar proses belajar mengajar bisa berjalan lebih nyaman dan efektif.

“Ya harapan sih ya mungkin ya mudah-mudahan aja gitu ya. Kita kan ga tau pemerintah anggaran dananya. Kita ga tau. Kalau saya mah dibangun alhamdulillah belum dibangun ya jalanin aja gitu ya. Tapi kalau yang namanya harapan manusia mah saya bagi manusia biasa-biasa ya anak-anak. Pengen secepatnya lah,” tutupnya.

Example 120x600
Pendidikan

“Perpustakaan fisik kami terbatas. Kalau menampung lebih dari 20-25 siswa, suasananya jadi kurang nyaman. Dari situlah muncul gagasan untuk menghadirkan ruang baca digital. Anak-anak bisa mengakses bahan bacaan, buku pelajaran, maupun literasi lewat gadget mereka, kapan saja dan di mana saja,” ungkap Arief dikutip bekasiguide.com pada Kamis, 02 Oktober 2025.