TANGGAL 2 Mei 2025 besok, menjadi awal keberangkatan haji di Kota Bekasi. Keberangkatan suci menuju tanah suci, memenuhi panggilan ilahi.
Ada catatan kecil, tentang haji kami, yang semoga menjadi rasa syukur yang tak pernah berujung. Agar menjadi doa para calon haji, dan harapan bagi yang belum diberi kesempatan ke Tanah Suci.
Putaran roda bus saat keluar asrama Haji Bekasi, di tahun 2006, terasa sangat lembut. Bismillah. Ini langkah awal kami berangkat, memenuhi panggilan Mu, ya Rabb…
Lambaian tangan sanak kerabat yang memenuhi selasar halaman asrama terasa sangat berat. Sangat bermakna bagi ribuan doa.
Gemuruh doa dalam hati tak mampu terbendung. Mendorong air mata sembab di pelupuk. “Ya Allah, aku datang. Hanya Engkau yang aku serahkan harap ini. Lancar dan mudahkan.”
Keluar asrama menuju bandara. Menembus kepadatan jalanan kota. Jujur, saat itu, kami terasa menjadi orang yang paling beruntung. Dipilih menjadi bagian orang yang dipanggil berhaji.
Saya genggam erat tangan istri. Karena tak mampu lagi lisan mengungkapkan kata-kata syukur. Dan berterima kasih kepada semua kerabat yang mendorong sebab kami bisa di bis ini.
Saya pasang headset, dan memutar murottal MP3 Surat Alhajj. Untuk menemani perjalanan asrama sampai bandara.
Saya menjadi ingat, saat pernah nitip doa kepada ustadz calon haji, yang setiap tahun beliau berhaji, agar kami bisa berangkat haji. Sepulang haji, ustadz itu saya tanya apa kami dipanggil di Tanah Suci sana? Jawabnya sangat menyakitkan; “Saya sudah panggil, kamunya yang budeg!!.” Duh, Ya Allah.
Saya kaget. Dongkol. Jawabannya itu lho. Nggak serius banget, nyakitin banget. Sampai satu dua hari akhirnya saya bisa faham menerima. Memang benar. Saya memang budeg. Karena tidak menjawab panggilan dengan benar. Atau saat dipanggil saya lagi enak-enak tidur?
Akhirnya, ini menjadi titik balik saya menjadi sadar. Mulai saat itu saya beranikan menjawab dengan doa, setiap habis shalat. Seorang yang tak punya apa papa, tetapi berdoa bisa ke tanah suci? Dan masyaAllah…..Allah menunjukkan kuasanya. Hari ini kami bisa berangkat. Dan qodarullah, bisa bersama ustadz yang menyebut saya budeg tadi. Terima kasih ustadz.
Semua seperti dimudahkan. Hingga kami naik di atas pesawat di Bandara. Sudah diatur jam dan bahkan tempat duduknya. Luar biasa kerja panitia haji, sehingga kita hanya tinggal duduk manis.
Putaran roda pesawat super besar itu berasa ringan saja. Ketika mengangkasa dan meninggalkan tanah air. Untuk menuju tanah suci harapan semua umat Islam. Untuk menyampaikan doa kepada siapa pun yang berkeinginan bisa ke tanah suci.
Labbaik Allahumma labbaik.
Bekasi, 01 April 2025
Penulis : Chotim Wibowo (IPHI Kota Bekasi)