Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
MetropolitanPeristiwa

Waspada Cuaca Ekstrem, Pemkab Bekasi Minta Pengelola Tempat Wisata Mitigasi Bencana

×

Waspada Cuaca Ekstrem, Pemkab Bekasi Minta Pengelola Tempat Wisata Mitigasi Bencana

Sebarkan artikel ini
Salah satu tempat wisata di Kabupaten Bekasi. (Photo: Ari)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi melalui Dinas Pariwisata meminta kepada para pengelola wisata di Kabupaten Bekasi untuk melakukan mitigasi bencana sebagai bentuk kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Mengingat berdasarkan ramalan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak musim terjadi pada bulan Desember hingga Januari 2025 mendatang.

Himbauan mitigasi bencana hidrometerologi itu tertuang dalam Surat Edaran nomor PE.01.P1/5552/DISPAR/2025. SE ini dikeluarkan menyusul terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Iyan Priyatna mengatakan terdapat langkah-langkah mitigasi bencana yang harus dilakukan oleh para pengelola wisata di Kabupaten Bekasi. Tujuannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya.

“Kepada pengelola daya tarik wisata agar waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologi, meningkatkan edukasi mitigasi bencana kepada petugas di daya tarik wisata dan menyediakan jalur evakuasi yang memenuhi standar keselamatan. Lalu juga memantau informasi cuaca terkini melalui website resmi BMKG dan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan instansi yang menangani kebencanaan dan kebinamargaan untuk informasi terkini terkait kejadian bencana alam serta akses dari dan menuju daya tarik wisata,” ucap Iyan di Cikarang Pusat, Selasa, 17 Desember 2024.

Selain itu, apabila terjadi cuaca buruk, pengelola wisata juga diminta untuk berkoordinasi dan meminta rekomendasi dari pihak berwenang, seperti TNI/Polri untuk menutup sementara tempat wisata yang berpotensi tinggi terjadinya bencana hidrometerologi. Dan juga menginformasikan kejadian bencana hidrometerologi beserta mitigasi melalui website atau media sosial untuk menghindari adanya berita bohong atau hoaks.

“Kami berharap seluruh pihak dapat meningkatkan mitigasi risiko dan meminimalisir kerugian akibat bencana hidrometerologi,” tambahnya.

Sementara, Heri pengelola wisata Sunge Jingkem mengungkapkan bahwa mitigasi bencana ini di area wisata sangat penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman para pengunjung. Di Sunge Jingkem, pihaknya telah mensiagakan satu tim resque dan perahu patroli untuk memantau aktivitas para pengunjung hingga menyediakan pelampung. Selain itu ia juga telah membangun jalur evakuasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kalau kita di area wisata ada tim resque dari perahu patroli terus udah ada ring buoy di tracknya. Terus pelampung juga tersedia di area wisata kita. Kalau masih kunjungan ramai tim Resque kita yang siaga ada lima orang. Kalau saat ini lagi sepi paling dua orang,” terang Heri.

Sebagai langkah antisipasi bencana karena lokasi wisata yang berada di jalur laut, Heri juga telah menghimbau kepada para jasa perahu untuk memfasilitasi pengunjung dengan Alat Pelindung Diri (APD) dasar, seperti pelampung. Ia juga telah menginstruksikan kepada pada nahkoda untuk tidak mengantar para penumpang apabila cuaca sedang mendung atau hujan.

“Jadi kalau bicara kebencanaan di tempat wisata kita (sunge Jingkem) paling yang rentan itu memang di kecelakaan laut. dari nahkoda kita kasih masukan terus biar menyesuaikan kapasitas perahunya. Jadi kita instruksiin kepada nahkoda untuk pakai APD sama lihat kondisi cuaca. Apabila cuaca lagi hujan atau mendung jangan tarik pengunjung,” tutupnya.

Example 120x600
Peristiwa

“Ternyata disitu ada juga materi bahwa si tersangka ini sempat didesak oleh korban mengenai sertipikat tanah yang sudah diatasnamakan tersangka yang sebelumnya atas nama korban,” tutur Onkoseno dikutip Bekasiguide.com, Senin 10 Februari 2025.

Peristiwa

“Pelaku juga sempat merampas hp korban YB namun tidak berhasil, korban lalu berteriak hingga memancing para warga di sekitar TKP. Pelaku kemudian berusaha melarikan diri setelah aksinya dipergoki warga,” ujar Kanit Reskrim Polsek Bekasi Selatan AKP Imam Prakoso kepada media pada Minggu, 09 Februari 2025.

Peristiwa

“Setelah tau istri saya teriak-teriak. Terus saya bangun nyariin istri sama anak, tapi kan posisi gelap mas, udah rubuh itu, saya bongkarin itu puing, kan gak kuat ke urug separuh badan, saya bongkarin dulu sambil nangis, baru bisa diajak keluar terus buka pintu, saya teriak minta tolong,” tutur Sumardi di rumahnya di Kampung Buwek, Kamis, 06 Februari 2025.