Budayawan Bekasi, Ali Anwar menilai pasangan Bakal Calon (Balon) Wali dan Wakil Wali Kota Bekasi, Heri Koswara dan Sholihin yang akan maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, bisa mewakili keinginan masyarakat Kota Bekasi.
“Saya melihat Heri Koswara selain dari PKS beliau itu anak Bekasi, kadang juga memberikan komentar – komentar sekitar budaya Bekasi,” kata Ali Anwar, Kamis, 25 Juli 2024.
Menurutnya, Heri Koswara dan Sholihin itu “nyangkrep” (pas_red) bila memimpin Kota Bekasi. Meski, ia mengaku belum pernah bertemu maupun berbicara secara langsung dengan Heri Koswara untuk bertukar pikiran membicarakan budaya Bekasi.
“Beda misalkan dulu dengan pak Ahmad Syaikhu, beliau itu dengan saya sering ngobrol dan diskusi tentang budaya Bekasi. Jadi saya bisa membaca, pak Syaikhu itu punya kekuatan Kultur ke Bekasian. Nah, jadi dengan bang Herkos itu belum pernah ngobrol tentang itu,. Semoga nanti bisa ngobrol soal ke bekasian dengannya,” ujarnya.
Disingung mengenai Heri Koswara yang putra asli Bekasi dan akan maju berpasangan dengan Sholihin (Gus Shol) yang berasal dari Jawa Timur, Ali Anwar mengaku, tetap berpikir positif karena Bekasi merupakan Kota perpaduan culture dengan penduduk heterogen yang berasal dari berbagai suku daerah.
“Jadi kalau ini perpaduan antara Bekasi dengan Jawa Timur itu sama juga dengan kaum Muhajirin dan kaum Ansor. Kaum Ansor nya Herkos dan kaum Muhajirin nya Sholihin, itu bagus. Kenapa begitu, karena culture Bekasi adalah culture yang multi culture jadi perpaduan antara unsur Bekasi dengan unsur luar Bekasi saya rasa itu menarik,” kata dia.
“Apalagi calon Wali Kota nya anak Bekasi dan calon wakilnya dari luar Bekasi itu lebih pantas. Dan, dari sisi pengalaman saya kira Herkos lebih kuat dari pada calon wakilnya Sholihin jadi bisa saling melengkapi,” imbuhnya.
Kota Bekasi, kata dia, adalah Kota Patriot, kotanya para pejuang revolusi pada jaman dahulu. Menurutnya, saat ini Kota Bekasi membutuhkan pemimpin yang bisa berpikir modern dan tidak kampungan untuk membawa Kota Bekasi maju melebihi daerah lain, menyesuaikan dengan kondisi masyarakatnya yang heterogen.
“Kita harus bisa melihat ke depan. Tapi saya rasa yang namanya pemimpin kalau beliau (Herkos) itu orangnya sidiq amanah tabligh fatonah. Itu cuma tinggal ngatur saja sidiq amanah tabligh Fathonahnya demi kemaslahatan masyarakat Bekasi dan biasanya orang unsur agamanya kuat lebih kritis ketimbang nilai agamanya lebih rendah,” tandasnya.