MENYAKSIKAN kecintaan para tuna rungu mencintai Al-Quran memang luar biasa. Semangat dan perjuangannya patut disupport.
Ini bisa disaksikan saat acara pembinaan membaca mushaf Al-Quran Isyarat. Dilaksanakan di Joglo Kembar, Jatiasih, dengan menghadirkan yayasan pecinta Al Quran Bahasa Isyarat dan Kementrian Agama.
Jujur awalnya saya tidak faham akan Al Quran dengan Bahasa Isyarat ini. Tetapi kemudian menjadi mengetahui demikian rumit, sulit dan butuh semangat luar biasa.
Disampaikan bagaimana menghafal huruf arab, lalu ‘mengucapkannya’ dengan bahasa isyarat. Kemudian juga bagaimana cara ‘membaca’ jika hal itu terkait tajwid. Misalnya, idghom yang ‘menghilangkan’ huruf nun karena masuk ke hruf berikutnyta. Mumet.
Ada tokoh, remaja tuna rungu yang luar biasa. Namanya, Bassimah, yang saat ini bahkan menjadi duta dan terpilih oleh kementrian agama melalui Lajnah Pentashih Alquran Bahasa Isyarat. Dalam bulan ini, insyaAllah akan terbit juz 30 Al-Quran Bahasa Isyarat. Bassimah menjadi salah satu tim pentasheh. Remaja asli Bekasi menjadi tim yang mungkin menjadi pertama dalam penulisan Al-Quran Bahasa Isyarat.
Saya sangat terharu, ketika ditampilkan anak-anak murid Rumah Ibtisamah Mulia. Saat mereka ‘mengucapkan’ salam dan bersamaan ‘membaca’ Iqro 3 dengan bahasa Isyarat. Kemudian juga ditampilkan anak yang lebih pintar, dengan membaca Al-Qur’an dengan bahasa Isyarat.
Ah. Bodohnya saya ya. Karena ini menjadi bukti mukjizat Alquran. Bahwa dia diturunkan untuk semua manusia. “Dan semua yang terkait dengan Al-Quran, maka akan menjadi mulia,” kata Heri Koswara, ayah Bassimah. (Chotim)