SUASANA haru menandai peresmian Masjid Asy-Syuhada Al-Mabrur, Bojongsari, Jatisari, Jatiasih, Kota Bekasi, Kamis (6/10/2022). Warga dan tokoh masyarakat saling berpelukan dan mengungkapkan keharuan.
“Ini menjadi tonggak bersejarah. Selain tempat, saat ini masjid ini mulai dipakai untuk salat Jumat,” kata KH. Syaifuddin Siroj, sesepuh dan tokoh agama saat menandatangani prasasti.
Dengan diiringi takbir, sejumlah tokoh seperti H. Syamsudin, Camat Jatiasih Asyhari, Lurah Jatisari Yayan, H. Ismail, dan juga H Suparmin bersamaan menarik tirai penutup nama masjid. “Allahu Akbar,” pekik warga.
Maka, mushola Asy-Syuhada itu pun berubah menjadi megah dan mulai besok digunakan jumatan. Tempat ibadah yang dinantikan warga ini juga sudah lebih luas dan memiliki bangunan yang megah. Khusus untuk bangunan masjid ini sudah menghabiskan biaya lebih dari Rp 1,3 milyar. Semua swadaya masyarakat dan donatur.
KH. Syaifuddin kemudian menyebut komitmen jamaah untuk bisa memakmurkannya. Tak terkecuali ibu-ibu yang kini sudah memiliki tempat layak untuk bersilaturhmi dan beribadah. “Lahan ini juga memiliki sejarah, karena merupakan waqaf warga yang wafat di lahan ini. Maka kita namakan Asy-Syuhada,” katanya.
H. Syamsudin, satu donatur bahkan tak bisa membendung keharuan karena lega sudah selesai pembangunan. Masa pembangunan disebutkan persis satu tahun. “Semoga berkah bagi semuaya,” katanya.
Acara peresmian yang dibarengkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tampak menjadi semarak karena kehadiran jamaah ibu-ibu dan masyarakat sekitar. Tokoh masyarakat dan pejabat juga hadir. Seperti Camat Jatiasih, Lurah Jatisari, dan anggota dewan H. Supandi.
H. Suparmin, satu warga, menyebutkan kekompakan warga dan jamaah sangat luar biasa. Sehingga, pembangunan menjadi lebih cepat dan megah. Ke depan semoga bisa membangun pagar dan perlu perluasan untuk halaman.
Kawasan Bojongsari memang dikenal religius. Apalagi ada pesantren yang cukup lama, PP Sirojul Munir, yang memiliki banyak santri. “Alhamdulillah, dengan adanya masjid ini berarti bisa lebih mudah masyarakat dalam meningkatkan keagamaan,” kata H Ismail, tokoh masyarakat. (Chotim)