BEKASI- Saat ditanya wartawan, Pelaku AH mengelak jika persetubuhan itu atas dasar iming-iming. Menurut pengakuannya itu, N lah yang jatuh cinta kepadanya sehingga hubungan layak suami istri itu terjadi.
AH mengatakan bahwa N telah menaruh hati kepadanya sejak kali pertama ia berkunjung menemui ayahnya itu. Pria yang berpfofesi sebagai sopir angkutan barang ini juga mengatakan bahwa saat melakukan hubungan intim tidak dalam kondisi rumah kosong.
“Ada orangtuanya tidur, Dia itu (N) suka sama saya dan pernah mengungkapkan langsung. Saya juga pernah bilang sama dia kalau saya ini sudah punya istri dan anak. Tapi tetap mau maksa pacaran,” kilahnya pada Kamis (20/02/2020) di Mapolres Metro Bekasi Kota.
Ia mengakatan, hubungan intim yang dilakukannya bersama korban berada di kediaman korban. Ia tidak pernah membawa korban ke hotel amupun apartemen di wilayahnya.
“Enggak, dirumah dia (N). Enggak pernah saya bawa keluar,” imbuhnya.
Hubungan AH dengan N yang berangsur satu bulan itu kemudian terbongkar setelah N menceritakan kondisi yang terjadi kepada istri AH. Istri AH yang mengetahui lantas syok.
“Dia (N) itu padahal sudah saya bilang jangan kasih tau istri saya, itu saya sudah pastikan mau tanggung jawab, sudah saya selesaikan secara kekeluargan, orangtunya juga sudah tau, cuma saya pesan jangan kasih tau istri saya,” tutur dia.
Menurut AH, dia akan bertanggung jawab atas perlakuanya selama ini terhadap N. AH berniat menikahkan N pada awal Februari 2020 lalu. Namun, sampai pertengan bulan tak mendapat kabar, N justru membongkar perilaku AH kepada istrinya.
Orangtua Diminta Waspada
Sementara, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Rusham memandang bahwa kasus AH adalah modus yang selama ini telah terjadi di Kota Bekasi. Menurutnya, kejahatan kepada anak memang kerap terjadi pada orang terdekat.
Untuk itu, Rusham mengimbau kepada para orangtua agar dapat mengedukasi para anaknya terutama perempuan. Hal ini untuk menghindari aksi kejahatan terhadap anak yang menciderai masa depan anak.
“Kami himbau kepada para orangtua agar selalu waspada, karena selama ini 80 persen kejahatan, kekerasan dan persetubuhan dibawah umur itu justru dilakukan oleh orang-orang dekat. Ini yang memang harus diperhatikan,” imbuhnya. (kub)