BEKASI- Industri komponen kapal dalam Negeri terus melakukan pembenahan guna peningkatan kualitas serta pangsa pasar dalam negeri guna lebih bersaing dengan produsen dari luar negeri.
Dan peningkatan mutu kualitas komponen Kapal dalam negeri menjadi perhatian khusus Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Hal ini terbukti dengan dihelatnya Focus Group Diskusi yang dilaksanaka Kementerian Perindustrian, kamis (5/12) di hotel Horizon Bekasi.
Dalam FGD yang menghadirkan semua stakeholder terkait komponen Kapal ini selain dihadiri para pelaku Industri Kecil Menenggah (IKM), hadir pula sejumlah Galangan Swasta dan BUMN, Industri Besar, Badan Standarisasi, Asosiasi serta Kementerian dan lembaga terkait
Direktur Industri Kecil Menenggah (IKM) LMEA Kementerian Perindustrian Endang Suwartini mengatakan adanya FGD ini untuk dapat berdiskusi dalam rangka mengembangkan industri Kapal Nasional.
Masih menurut Endang, Potensi pertumbuhan industri galangan kapal nasional cukup besar, saat ini jumlah galangan kapal di Indonesia mencapai 250 perusahaan dimana lima perusahaan berstatus BUMN.
Selanjutnya, galangan kapal nasional saat ini telah mampu membangun berbagai jenis dan ukuran kapal sampai dengan 50.000 DWT dan mereparasi kapal sampai dengan kapasitas 150.000 DWT.
“Tentunya Kami dari Kementerian Perindustrian akan terus mensupport dan mendukung terus pelaku IKM untuk terus meningkatkan kualitas komponen. Karena menurut saya komponen kita dalam negeri tidak kalah dengan komponen dari luar (impor),” ucap Endang saat memberikan keterangan kepada awak media di sela-sela FGD.
Dalam kegiatan FGD ini diikuti oleh 19 IKM yang merupakan anggota Perhimpunan Industri Komponen Kapal Indonesia (PIKKI). Adapun hasil dari pelaksanaan kegiatan ini, tambah Endang antara lain terjalinnya komunikasi antara IKM kapal dengan Stakeholder. Kemudian melalui kegiatan FGD ini akan terbukanya akses pasar bagi produk IKM komponen kapal.
“Menjadi sarana pertukaran informasi mengenai teknologi permesinan, peningkatan kemampuan SDM, manajemen mutu maupun peluang pasar,” tukasnya.
Di tempat sama ketua umum Perhimpunan Industri Komponen Kapal Indonesia (PIKKI) Eki Komarrudin mengapresiasi adanya agenda FGD kali ini. Pria bertutur kalem ini menambahkan kualitas komponen kapal lokal tidak kalah dengan produksi komponen kapal impor.
Namun demikian, Eki mengakui terkait harga jual komponen kapal lokal masih terbilang lebih mahal ketimbang komponen kapal impor.
“Nah disini kami berharap pemerintah melalui Kementerian Perindustrian untuk terus melakukan support dan dukungan kepada kami. Dan satu hal yang sudah kami rasakan manfaatnya adalah sudah adanya beban biaya cukai barang komponen kapal yang masuk ditanggung pemerintah dan ini cukup menekan biaya kami sampai 30 persen,” jelasnya.
Sekedar informasi, kata Eki saat ini komponen kapal Lokal ditargetkan akan mengisi 60 persen dari setiap satu kapal yang diproduksi. Meskipun saat ini dari angka tersebut para pelaku IKM baru bisa mencapai 30 persen untuk mengisi ketersediaan komponen kapal lokal dari setiap satu kapal.
“Kalau berbicara desain interiornya satu kapal bisa mencapai Rp. 800 juta sampai Rp 1 Milyar dan untuk semua komponen kapal bisa mencapai 4 milyar diluar mesin dan enginering lainnya,” bebernya. (Man)